Malang (Antara Bali) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Jawa Timur, mengeluhkan maraknya razia di hotel-hotel melati yang dilakukan petugas keamanan, sehingga merugikan hotel maupun tamu.
Ketua PHRI Kota Malang Herman Sediyono, Selasa mengatakan, kenyamanan tamu pasti terganggu dengan adanya razia tersebut. Kalau tamu memilih hotel melati bukan berarti mereka akan berbuat mesum, tapi kemampuan keuangannya memang hanya cukup untuk menginap di hotel melati.
"Kalau hotel-hotel melati ini terus menerus dirazia oleh petugas pasti mereka akan terganggu. Dan, anehnya yang merazia hotekl ini bukan dari kepolisian atau Satpol PP yang mengantongi surat tugas," katanya, menegaskan.
Ia mengakui, memang ada hotel melati yang dijadikan ajang mesum bagi pasangan tak resmi, tetapi itu akan menganggu tamu hotel yang baik-baik. Akibat dari seringnya razia itu, maka hotel menjadi sepi.
Razia di hotel-hotel melati, lanjutnya, biasanya personel yang dilibatkan cukup banyak dan tidak mengantongi surat tugas. Padahal, manajemen hotel sudah menerapkan aturan bagi tamu yang menginap harus menyerahkan kartu pengenal (identitas) yang bisa dipertanggungjawabkan.
Menurut Herman, sebenarnya hotel berbintang pun juga tidak luput dari pasangan tak resmi yang menginap. Namun, selama ini yang menjadi sasaran razia hanya hotel kecil-kecil yang tidak terlalu banyak jumlah tamunya.
"Jika hotel-hotel kelas melati ini terus menerus menjadi sasaran razia, pasti akan gulung tikar. Apalagi, kalau beban biaya operasional semakin tinggi akibat naiknya berbagai kebutuhan, termasuk listrik dan elpiji," katanya. (LHS/T007)