Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Karangasem akan terus memacu produksi buah salak untuk memenuhi kebutuhan pembuatan minuman wine yang kemudian dipasok ke restoran dan hotel bertaraf internasional di Bali.
"Izin produksi minuman wine salak pada pertengahan Februari ini sudah turun dan direncanakan awal Maret 2010, kami akan 'melaunching' produk minuman khas tersebut," kata Bupati Karangasem I Wayan Geredeg di Amlapura, Selasa.
Ia mengatakan, tahun ini pihaknya membeli lagi mesin produksi wine salak sebanyak tiga unit untuk menambah volume produksi minuman beralkohol tersebut.
"Dengan penambahan tiga unit mesin, ke depannya diharapkan produksi akan lebih meningkat, sehingga mampu memenuhi kebutuhan lokal maupun impor," katanya.
Geredeg menjelaskan, jenis minuman yang diproses dari salak Bebandem setelah diuji coba dan hasilnya mendapat respon menggembirakan dari penggemar wine mancanegara, khususnya wisatawan asing yang berlibur di Pulau Dewata.
"Kami optimistis minuman khas yang diproduksi dari salak Bali tersebut mampu menembus pangsa pasar ekspor," katanya.
Dikatakan, dengan melimpahnya salak petani sebagai bahan baku akan mampu memproduksi sekitar 50-60 ton per hari dan cara ini pula akan mampu mengangkat kesejahteraan petani yang selama ini tergantung dari pengepul.
"Jika tanpa pengolahan maka sampai kapan pun produksi komoditi salak akan anjlok pada musim panen. Tetapi kalau sudah ada mesin pengolah itu saya yakin harga salak akan stabil pada musim panen," ucapnya.
Ida Bagus Adnyana, seorang produsen wine salak mengatakan, untuk memenuhi produksi pihaknya mengambil buah salak dari para petani di sekitar Kecamatan Bebandem.
"Tetapi tidak menutup kemungkinan ke depannya juga akan mengambil buah salak dari luar Kecamatan Bebandem," katanya.
Ia yakin produksi wine salak akan mampu bersaing dengan wine lainnya, karena minuman khas Karangasem kadar alkoholnya tidak jauh berbeda dengan minuman sejenisnya, yakni sekitar 13 persen.
"Kalau sudah produksi dan pemasarannya lancar, tentu kami akan memerlukan bahan baku lebih banyak, sehingga petani salak saat musim panen harganya tidak anjlok sekali," kata Adnyana. (*)
Pemkab Karangasem Pacu Produksi Wine Salak
Selasa, 2 Februari 2010 9:07 WIB