Denpasar (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Bali menyebutkan pemungutan suara Pemilu serentak 2024 di lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan) di Pulau Dewata berlangsung tanpa kendala.
"Kami ingin memastikan semua warga binaan mendapatkan hak pilihnya dan proses pemilu berjalan dengan aman dan demokratis," kata Kepala Kanwil Kemenkumham Bali Romi Yudianto di Denpasar, Rabu.
Ia mencatat ada 3.935 warga binaan yang terdaftar sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT), sebanyak 3.618 orang di antaranya merupakan warga binaan laki-laki dan 317 orang perempuan.
"Antusiasme warga binaan untuk mengikuti pencoblosan cukup tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya warga binaan yang datang ke TPS sejak pagi hari," ucapnya.
Proses pencoblosan di lapas dan rutan, lanjut dia, diawasi langsung oleh petugas KPU dan Bawaslu.
Pihaknya juga menyiagakan petugas keamanan untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama proses pemilihan berlangsung di dalam lapas dan rutan.
"Seluruh warga binaan diharapkan menjaga keamanan dan ketertiban, walaupun pilihan berbeda antara satu dengan yang lain, namun jangan sampai hal tersebut menimbulkan perselisihan," ujar Romi.
Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali membentuk 18 tempat pemungutan suara (TPS) lokasi khusus di Pulau Dewata.
Sebanyak 18 TPS Khusus itu tersebar di Rutan Kelas II-B Negara sebanyak satu TPS, kemudian di Kabupaten Tabanan yakni di Lapas Kelas II-B (1 TPS) dan Poltrada (2 TPS).
Selanjutnya di Lapas Kelas II-A Kerobokan (3 TPS) dan Lapas Perempuan Kelas II-A Kerobokan (1 TPS) dan Rutan Kelas II-B Gianyar (1 TPS).
Kemudian, TPS di Rutan Kelas II-B Klungkung (1 TPS), di Kabupaten Bangli yakni masing-masing di Lapas Narkotika Kelas II-A (4 TPS) dan Rutan Kelas IIB (2 TPS).
Terakhir di Lapas Kelas II-B Karangasem (1 TPS) dan Lapas Kelas II-B Singaraja (1 TPS).
Berdasarkan data dalam Sistem Database Pemasyarakatan (SDP) Publik Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, jumlah penghuni lapas dan rutan di Bali yang diperbarui pada Rabu (14/2) pukul 11.40 WIB, mencapai 4.052 orang baik tahanan dan narapidana.
Jumlah itu melebihi kapasitas seharusnya mencapai 1.544 orang yang tersebar di 10 lapas dan rumah tahanan negara (rutan) di Bali.
Ada pun jumlah warga binaan terbanyak berada di Lapas Kelas II-A Kerobokan, Kabupaten Badung mencapai 1.209 orang dari kapasitas seharusnya 466 orang dan Lapas Narkotika Kelas II-A di Kabupaten Bangli mencapai 1.125 orang dari kapasitas seharusnya 468 orang.