Denpasar (Antara Bali) - Panglima Komando Daerah Militer IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya mengimbau kepada masyarakat Bali agar tidak mudah terprovokasi menyikapi pascakerusuhan yang terjadi di Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada Selasa (22/1).
"Kita seluruhnya berpikir tegas, tenang, hati bersih, dan melihat persoalan yang ada. Mari kita 'mesimakrama' (berdialog) itu kita saling menghormati, tidak mudah terpengaruh, tidak mudah terpancing, dan tidak mudah terprovokasi," katanya di Denpasar, Rabu.
Jenderal berbintang dua itu meminta agar masyarakat tetap mengenali diri dan introspeksi agar peristiwa tersebut tidak terjadi di Pulau Dewata.
Pihaknya telah mengerahkan personel untuk mendukung aparat kepolisian setempat dalam meredam konflik berkepanjangan yang melanda etnis Bali di Kecamatan Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa.
Hingga Rabu pagi (23/1), Winsnu Bawa Tenaya menyampaikan bahwa aparat telah melakukan monitoring situasi terakhir yang sudah kondusif dan terkendali. "Pagi tadi kami sudah monitor, semuanya sudah tenang. Dandrem, Dandim, dan personel kami sudah ada di sana. Semua sudah terkendali. Saya ingatkan agar jangan mudah terpancing," tegas Jenderal asal Mengwi, Kabupaten Badung, itu.
Sebelumnya pada Selasa sore (22/1) ribuan massa merusak dan membakar permukiman dan pura warga Bali yang tinggal di Sumbawa Besar dan mengakibatkan ratusan warga komunitas asal Pulau Dewata mengungsi ke Markas Kodim dan Polres setempat.
Tak hanya itu, kerusuhan juga meluas hingga membakar sejumlah pertokoan, hotel, dan fasilitas umum lainnya.
Pihak kepolisian setempat menyatakan bahwa penyerangan terhadap warga etnis Bali itu disebabkan tewasnya seorang warga Sumbawa, Arniati binti Abdul Hamid, karena kecelakaan saat dibonceng oleh kekasihnya, yakni seorang polisi asal Bali Brigadir Polisi Eka Suarjana. (DWA/T007)