Badung (ANTARA) - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Republik Indonesia mengoptimalkan pengawasan pekerja migran bersama negara ASEAN dari sisi penerimaan dan pengiriman sebagai upaya memperkuat keberadaan salah satu penopang perekonomian nasional di Nusa Dua, Bali, Selasa.
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi dalam Konferensi Pengawasan Ketenagakerjaan ASEAN ke-12 (The 12th ASEAN Labour Inspection Conference) mengatakan pengawasan terhadap keberadaan pekerja migran penting mengingat ada 4,7 persen dari pekerja global atau sekitar 160 juta migran itu berasal dari wilayah ASEAN.
Menurutnya, selain tingginya remitansi atau pendapatan yang dikirimkan ke dalam negeri, pekerja migran juga memberi manfaat finansial bagi kesejahteraan keluarga pekerja, serta berperan sebagai katalisator dalam meningkatkan devisa negara.
"Tentunya kita mendorong bahwa perlindungan kepada para pekerja migran ini harus kita optimalkan, karena mereka ini memiliki kontribusi yang signifikan terutama di negara masing-masing," kata Anwar.
Sebagai perbandingan, kata Anwar, Indonesia saat ini kalau melihat uang yang dikirimkan ke dalam negeri berkisar Rp140-an triliun setiap tahun, sebuah angka yang sangat besar dan harus optimalkan untuk memberikan perlindungan kepada para pekerja migran.
Di level ASEAN, pengawasan ketenagakerjaan dengan tema "Pelindungan Ketenagakerjaan Pekerja Migran melalui Pengawasan Ketenagakerjaan" telah menjadi kesepakatan bersama dalam deklarasi perlindungan pekerja migran.
Konferensi Pengawasan Ketenagakerjaan ASEAN ke-12 (The 12th ASEAN Labour Inspection Conference) diyakini sebagai salah satu instrumen untuk memastikan bahwa komitmen-komitmen terutama adalah komitmen untuk perlindungan yang bisa dijalankan secara optimal.
Dia mengatakan, setiap negara memiliki perspektif sosial, praktik-praktik terbaik yang bisa dijadikan sumber informasi untuk saling berbagi dan bertukar antara anggota seperti di level kawasan ASEAN.
"Saya rasa spirit kita untuk kolaborasi, spirit untuk saling kerja sama adalah salah satu komitmen dari terbentuknya ASEAN, kita berada di wilayah yang sama, kita harus menguatkan sesama negara ASEAN, dan itu kita ingin menjadikan ASEAN itu sebagai satu kawasan dari pertumbuhan ekonomi, sosial dan juga kekuatan politik," kata Anwar.
Anwar mengatakan, dalam forum tersebut berbagai informasi dan praktik baik pengawasan dibagikan oleh perwakilan dari negara-negara anggota ASEAN, ASEAN Secretariat, ASEAN Trade Union Council (ATUC), ASEAN Confederation of Employers (ACE), Alfa Project, International for Migrantion (IOM), International Association of Labour Inspection (IALI), dan International Labour Organization (ILO).
"Setelah kita sharing kita bisa saling berbagi, kita akan bisa menyepakati hal-hal apa yang secara fundamental ingin memiliki kesamaan. Contohnya adalah, terkait data dan informasi, bahwa data yang kita miliki yang ada di negara pengiriman, data negara penempatan," kata Anwar.
Baca juga: Kemenaker minta "Link and Match" selaraskan tenaga kerja dan industri