Singaraja (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika membangkitkan empati berbagai komponen masyarakat Bali untuk lebih peduli dengan warga jompo atau lansia di panti wreda.
"Saya ingin kita lebih berempati kepada warga kita yang memerlukan uluran tangan dari kita semua," kata Pastika saat mengunjungi Panti Sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati di Singaraja Buleleng, Minggu.
Pihaknya berharap dengan kunjungannya tersebut mudah-mudahan yang lain juga datang. "Lihatlah saudara-saudara kita, mereka yang lanjut usia ini memerlukan sentuhan perhatian. Tidak perlu bawa yang mahal-mahal, mereka perlu senyuman dari kita, uluran tangan," katanya.
Menurut Pastika, kita harus empati, merasakan apa yang mereka alami dan rasakan. Ada yang tinggal di sini karena tidak ada keluarganya, ataupun kondisi ekonomi sulit.
Oleh karena itu, Gubernur Bali periode 2008-2018 itu meminta petugas panti agar benar-benar memperhatikan dan merawat mereka dengan baik agar bisa memberi harapan hidup yang lebih baik.
"Bisa mengabdi di tempat begini sangat bagus dibandingkan mengabdi di tempat lain. Ini pengabdi kemanusiaan, nanti bisa masuk sorga," kata Pastika yang tidak lagi maju dalam pencalonan DPD pada Pemilu 2024.
Baca juga: Pemkab Badung akan sisihkan seragam olah raga dukung aktivitas lansia
Dalam kesempatan itu juga diingatkan merupakan kewajiban negara untuk memelihara fakir miskin, anak-anak telantar.
"Terutama sekali dari pemerintah karena itu adalah kewajiban konstitusional negara, pemerintah, dalam hal ini untuk menyantuni atau mengurusi mereka," ujarnya.
Pastika yang pada kunjungannya tersebut sempat berkeliling dan melihat kamar-kamar penghuni panti mengaku kondisinya cukup memadai. Tempatnya lapang dan luas.
"Lingkungannya nyaman dan bagus,” ujar Mangku Pastika setelah mendapat penjelasan areal panti tersebut berada di lahan seluas 1 hektare dan memiliki daya tampung 80 orang.
Kepala UPTD Pelayanan Sosial Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali Dewa Ayu Eka Putri Karini mengatakan saat ini ada 47 warga lansia yang ditampung di panti wreda tersebut.
Eka Putri menambahkan di panti tersebut selain warga jompo, juga ada yang kondisi mentalnya terganggu. Warga tersebut dititip di panti karena Dinas Sosial Kabupaten Buleleng tidak punya tempat menampung sehingga untuk sementara dititipkan di panti.
Baca juga: Mangku Pastika: Senior Citizen Center wadahi kegiatan lansia di Bali
Penghuni panti selain mendapat jatah makan, juga perawatan kesehatan di puskesmas maupun rumah sakit sesuai kondisinya.
"Mereka umumnya merasa senang tinggal di sini. Bahkan ada yang mengaku lebih suka di panti," jelasnya seraya menambahkan penghuni panti berasal dari berbagai kabupaten di Bali Kebanyakan dari Buleleng dan berusia di atas 60 tahun.