Denpasar (ANTARA) - Juru masak asal Bali yang tergabung dalam Indonesian Chef Association Ida Bagus Gede Desimarta memanfaatkan arak Bali untuk mengolah hasil laut menjadi sajian kuliner.
Dalam giat lomba memasak KBS Festival Di Denpasar, Rabu, Desimarta mengolah udang menjadi palem udang dan udang bakar dengan kombinasi arak Bali untuk mengedukasi pengunjung yang hadir.
“Ini berbahan dasar bumbu Bali yaitu sera limo (terasi dan limau) kita kombinasi dengan madu dan pemakaian arak Bali, karena sekarang arak sudah dilegalkan jadi kita memakai produk Bali. Dulu kita biasa memakai wine, namun sekarang mencoba untuk membuat makanan dengan bumbu arak Bali,” kata dia.
Dalam festival garapan Pemprov Bali ini, Desimarta datang untuk melakukan demonstrasi memasak, di mana ia berusaha mengenalkan pemanfaatan arak Bali dalam mengolah hasil laut yang selama ini ia lakukan pada masakannya.
Ia menjelaskan, sejauh ini sajian kuliner yang dibuatnya diterima oleh konsumen, justru dengan tambahan arak Bali bau amis pada bahan laut dapat hilang, bahkan tekstur bahan makanan menjadi lebih bagus dan terserap dengan baik.
Adapun arak yang ia gunakan pada festival kali ini adalah arak Bali asli petani Karangasem dengan kadar alkohol tertinggi yaitu 50 persen, dengan campuran ini ketika udang dibakar maka aroma masakan akan lebih tercium.
Atas inovasi ini, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali yang merupakan koordinator lomba memasak KBS Festival Putu Sumardiana merasa senang karena ini akan mengedukasi masyarakat terutama pengunjung di Lapangan Niti Mandala Renon.
“Ini kan edukasi memang belum banyak yang menggunakan arak tentu sesuatu yang baru. Mudah-mudahan ini bisa memberikan nilai positif karena arak Bali juga sudah ada pergubnya,” kata dia.
Ia mengakui belum ada penelitian pasti yang menjadi acuan soal manfaat arak Bali bagi pengolahan kuliner laut, namun sejauh ini minuman destilasi khas Pulau Dewata tersebut mampu menjadi penguat rasa dan pengawet alami sehingga mampu menjaga kualitas dan mutu ikan.
Hal ini menjadi penting karena selama ini masih banyak masyarakat yang belum tahu cara mengolah hasil laut dengan baik, sehingga melalui lomba memasak yang diikuti sembilan kabupaten/kota se Bali dan TP PKK Provinsi Bali, serta demo memasak pengunjung akan lebih mengenal strateginya.
“Ikan kan mempunyai nilai gizi baik tapi kalau cara masak pengolahannya tidak baik akan tidak berguna bagi manusia yang memakannya, maka perlu ada strategi mengolah sehingga mutu dan kandungan gizi proteinnya tidak hilang,” ujar Sumardiana.