Denpasar (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar meminta masyarakat mewaspadai potensi kekeringan ekstrem di wilayah Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, karena sudah tidak turun hujan lebih dari 60 hari.
“Sudah semua masuk musim kemarau khususnya di Bali bagian utara,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya di Denpasar, Bali, Jumat.
Tak hanya itu, BMKG meminta untuk mewaspadai potensi kekeringan di Kecamatan Kubutambahan dan Kecamatan Tejakula, keduanya berada di Kabupaten Buleleng.
Pihaknya mendata wilayah Kubu tidak ada turun hujan lebih dari 60 hari berdasarkan pengamatan yang diperbarui pada Kamis (20/7).
Sedangkan wilayah lain di Pulau Dewata hampir seluruhnya juga tidak turun hujan dalam kurun waktu hingga delapan hari.
Baca juga: BMKG minta masyarakat waspadai kekeringan di tiga kecamatan di Bali Utara
Kondisi itu sesuai perkiraan BMKG bahwa puncak kemarau di Bali berlangsung pada Juli-Agustus 2023.
Ia menambahkan terjadinya kemarau dipengaruhi El Nino yang pada akhir Juni 2023 masih berada pada intensitas yang rendah mencapai titik 0,89.
Apabila mencapai angka lebih dari 1, kata dia, merupakan intensitas moderat dan akan semakin kering.
Kondisi El Nino diperkirakan mencapai 1,01 pada periode Juni Juli Agustus (JJA) 2023 kemudian meningkat lagi pada periode Juli Agustus September 2023 (JAS) dan Agustus September Oktober (ASO) mencapai 1,10.
Baca juga: BMKG minta masyarakat waspadai kekeringan di Bali bagian Utara
Kemudian berangsur menurun hingga November Desember Januari (NDJ) mencapai 0,92.
Meski begitu, BMKG memperkirakan masih ada peluang hujan di sebagian kecil wilayah Bali yakni di Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung dan Kecamatan Rendang, Kecamatan Selat, Sidemen dan Manggis di Kabupaten Karangasem yang diperkirakan 21-31 Juli 2023.
Namun, peluang curah hujan mencapai di atas 50 milimeter per 10 hari di wilayah itu diperkirakan hanya 10-20 persen.
“Distribusi curah hujan di Bali secara umum hingga 32,3 milimeter per 10 hari,” katanya.
Peluang hujan itu dikontribusikan salah satunya oleh konsentrasi massa udara basah di Bali dari lapisan permukaan hingga lapisan 850 milibar atau 1.500 meter.
Massa udara yang basah itu disebabkan di antaranya oleh penguapan dan kelembaban udara tinggi, dengan suku muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar 26-30 derajat celcius.