Buleleng (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng, Bali, mulai merancang rencana induk (master plan) menuju kabupaten cerdas (smart city)melalui pendampingan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia.
"Pelatihan teknis ini untuk membuat rencana induk atau peta jalan tentang kabupaten/kota cerdas agar terdokumentasi dengan baik," kata Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana di Hotel Banyualit, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, Bali, Kamis.
Adapun Buleleng bersama dengan Karangasem menjadi dua kabupaten di Bali dan termasuk 50 kabupaten/kota dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia yang terpilih mendapatkan pendampingan dari Kemenkominfo RI.
Lihadnyana menjelaskan bahwa bimbingan teknis tersebut memuat langkah-langkah dalam jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.
Langkah-langkah tersebut, lanjut dia, nanti tentunya mengarah pada implementasi Buleleng sebagai kabupaten/kota cerdas.
"Program ini dari pemerintah pusat. Sejalan dengan kebijakan yang dikeluarkan Pemkab Buleleng menuju kabupaten cerdas. Terima kasih kepada Kemenkominfo RI yang sudah menunjuk Buleleng untuk mendapatkan pendampingan. Pendampingan akan dilakukan terus," katanya.
Baca juga: Penjabat Bupati Buleleng wadahi musisi berkarya majukan ekonomi
Dalam menyusun rencana induk, penyiapan sumber daya manusia (SDM) juga sangat diperlukan. Selain itu, sistem yang mumpuni juga diperlukan, serta sarana dan prasarana.
Sementara, untuk desa-desa di Kabupaten Buleleng dan tempat-tempat umum lainnya sudah terpasang jaring wifi gratis. Namun, masih ada beberapa tempat di Buleleng yang belum tersentuh sinyal komunikasi.
Lihadnyana mengatakan bahwa permohonan agar tempat-tempat tersebut tersentuh sinyal komunikasi sudah dilakukan ke Kemenkominfo RI agar semua tempat tersentuh sinyal.
"Jika satu ini berjalan, kami ubah pola pikir kita semua agar berbasis digital. Jejak digital juga bisa dilihat jika semua tersentuh sinyal komunikasi. Antisipasi juga dilakukan dengan pemanfaatan Menara Turyapada. Seperti gayung bersambut, setelah selesai rencana induk tahap pertama, bisa memanfaatkannya. Itu kerja kolaboratif antarwilayah," kata Lihadnyana.
Dyah Mutiarin mengatakan bahwa Buleleng memiliki potensi dan kemampuan, khususnya dalam bidang digitalisasi. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dipaparkan Penjabat Bupati Buleleng pada awal kegiatan termasuk komitmen dan inisiasi menjadikan Buleleng sebagai kabupaten cerdas.
"Seperti akan ada Taman Pendidikan Digital, sistem pembayaran digital, dan birokrasi atau pemerintahan juga sudah menggunakan sistem-sistem yang secara digital sudah terintegrasi," kata Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta ini.
Dikatakan bahwa untuk kabupaten/kota cerdas, disusun program jangka pendek satu tahun, jangka menengah 5 tahun dan jangka panjang 10 tahun. Penanda dimulainya adalah bagaimana gerak cepat dari Pemkab Buleleng.
Ada enam dimensi dari kabupaten/kota cerdas yaitu tata kelola pemerintahan cerdas, konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi, kehidupan yang cerdas menjamin kelayakan taraf hidup masyarakat dalam satu kabupaten/kota.
Selain itu, yang menjadi kriteria adalah pengelolaan tata kelola lingkungan dalam pembangunan kabupaten/kota dengan cerdas, inovasi dalam memasarkan daerahnya memanfaatkan teknologi saat ini, serta mewujudkan ekosistem perekonomian di daerah yang mampu memenuhi tantangan pada era informasi saat ini.
Dalam satu tahun, dia berharap ada enam program yang dilaksanakan dari enam dimensi tersebut.