Jakarta (ANTARA) - Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar, Bali, melatih kemampuan pelaku usaha mengidentifikasi spesies ikan dalam rangka mendukung program pemerintah menyempurnakan pengelolaan perikanan sebagai sumber daya alam yang bernilai ekonomi.
"Melatih pelaku usaha dalam mengidentifikasi spesies ikan, khususnya kakap kerapu sangat penting untuk mempermudah kami melakukan pengecekan dan melaporkan data lalu lintas produk perikanan," kata Anwar, Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan ketepatan mengidentifikasi spesies ikan menjadi hal penting dalam menjamin mutu dan keamanan hasil perikanan dari hulu sampai ke hilir. Kesalahan dalam identifikasi dapat menyebabkan penolakan di negara-negara tujuan ekspor.
Untuk itu, BKIPM Denpasar bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) mengadakan "Pelatihan Identifikasi 100 Spesies Ikan Kakap dan Kerapu Laut Dalam".
Spesies kakap dan kerapu dipilih sebab harganya yang relatif tinggi di pasar nasional dan mancanegara, dan perannya sebagai komoditas utama produk perikanan Indonesia.
Pelatihan identifikasi ini juga bertujuan menyempurnakan pengelolaan perikanan kakap kerapu laut dalam, sebagai komoditas ketiga terbanyak dalam kategori perikanan tangkap di laut di Indonesia, setelah perikanan tuna dan udang.
Pelatihan diselenggarakan pada tanggal 25-26 Mei 2023, di aula Kantor Balai KIPM Denpasar, Bali, yang dihadiri 47 peserta perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Balai KIPM Denpasar, Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan, Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Benoa, organisasi kelautan dan perikanan, serta perusahaan perikanan yang aktif melakukan pengolahan dan perdagangan ikan kakap kerapu laut dalam di Provinsi Bali dan sekitarnya.
Kegiatan itu juga diikuti perwakilan perusahaan pembeli dari Singapura dan Unit Pengolahan Ikan (UPI) dari Provinsi DKI Jakarta yang pernah bergabung di dalam Fisheries Improvement Project - Indonesia Deepwater Groundfish Fisheries.
Anwar mengatakan kemampuan mengidentifikasi spesies ikan mempermudah BKIPM ketika melakukan pengecekan dan melaporkan data lalu lintas produk perikanan. Efektivitas sistem ketertelusuran dan transparansi.
"Identifikasi 100 spesies ikan kakap kerapu laut dalam ini memegang peranan utama pada seluruh kegiatan perikanan. Dari proses penangkapannya, perdagangan, pengiriman, hingga ketika ikan ini dikonsumsi," katanya.
Di Provinsi Bali, khususnya, perikanan kakap kerapu memainkan peranan penting. Lalu lintas produknya sangat tinggi karena posisi Bali yang strategis dan menjadi hub perikanan Indonesia dari wilayah barat dan timur.
Senior Manajer Perikanan YKAN Glaudy Perdanahardja mengatakan Program Perikanan Keberlanjutan YKAN selalu mengedepankan keakuratan data perikanan, dimulai dari tahap penangkapan.
"Banyak sekali penamaan lokal spesies ikan kakap kerapu yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Kami selalu berusaha mendorong penggunaan nama ilmiah ikan, sehingga penamaan ini sama di tiap daerah di Indonesia dan secara internasional. Melaporkannya pun akan lebih mudah karena menggunakan satu nama saja," katanya.