Denpasar (ANTARA) - Masyarakat Kota Denpasar, Bali, berbondong-bondong mengunjungi lokasi wisata Taman Pancing untuk mengisi waktu ngabuburit di bulan puasa, salah satunya warga bernama Adeng Sulaeman (40) yang bersama keluarganya menaiki wahana perahu cepat.
"Sebenarnya sering lewat sini dan wahana perahu baru-baru ini adanya, lalu anak ingin naik perahu, jadi ini ngabuburit sambil mengajak anak, dari kemarin dia ingin," katanya kepada media di Denpasar, Jumat.
Adeng yang datang bersama istri dan satu anaknya itu mengaku senang lantaran Taman Pancing yang dahulu hanya sungai biasa, kini telah ditata dan menyajikan wahana seperti perahu cepat, berkuda, mandi bola, hingga melukis untuk anak-anak.
Dengan mengeluarkan uang sebesar Rp10 ribu per orang, keluarganya dapat mengisi waktu ngabuburit dengan menyusuri sungai Taman Pancing sebanyak dua putaran atau setara dua kilometer.
Selain menaiki perahu cepat, di ngabuburit selanjutnya sang anak mengaku ingin mencoba wahana berkuda, seperti yang dimainkan Wulan Kurniasih anak berusia sembilan tahun yang datang bersama ibunya untuk mengisi waktu jelang berbuka puasa.
"Ini pertama kali memang ingin ke sini, rasanya seru senang, mau main kuda lagi," ujarnya.
Dengan biaya Rp10 ribu, warga Kota Denpasar juga dapat mencoba menunggangi kuda didampingi pemandu sepanjang satu kali putaran.
Kuda-kuda yang ada di sepanjang sungai Taman Pancing sendiri merupakan dokar atau delman yang biasanya ditemui di kawasan Kuta, namun para kusir memutuskan mencoba beralih sejak pandemi COVID-19, hingga akhirnya kini lebih banyak mencari nafkah di kawasan sungai Denpasar tersebut.
Terdapat tujuh kuda yang melayani warga di wisata Taman Pancing, di mana ketika hari libur mereka dapat membawa pulang uang sekitar Rp200 ribu dengan jam operasional dari pukul 16.00 Wita-18.30 Wita.
Berbeda dengan berkuda, wahana perahu cepat justru buka lebih lama yaitu dari pukul 8.00 Wita-20.00 Wita, kata Suherman selaku salah satu pengelola Boat Taman Pancing (Tampan).
Terdapat 20 unit perahu cepat yang dioperasikan oleh warga sekitar sejak Desember 2022 lalu, di mana seluruh pemilik juga turut melakukan pembersihan sungai dari sampah setiap dua minggu sekali agar wahana dapat terus dinikmati pengunjung.
Suherman menuturkan bahwa seluruh pemilik perahu cepat merupakan pekerja pariwisata yang terdampak pandemi COVID-19.
"Pekerjaan sepi semua tidak ada kerjaan karena pandemi, akhirnya kita semua inisiatif begini. Awalnya saya supir taksi tapi beralih, ya kami ekonominya sederhana yang penting masyarakat sekitar sini ada pekerjaan," tuturnya.