Denpasar (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Bali Creative Industry Center (BCIC) pada tahun ini kembali melaksanakan ajang Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA) sebagai upaya memacu daya saing pelaku industri kreatif dan fesyen.
Fungsional Perencana Madya dan Koordinator Fungsi Program di Direktorat Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan Kemenperin Antasari Putra, di Denpasar, Jumat, mengatakan IFCA menjadi upaya untuk melahirkan desainer muda bidang kriya dan fesyen.
"Tentu saja desainer muda yang memiliki visi keberlanjutan," kata Antasari dalam acara konferensi pers agenda program BCIC tahun 2023 itu.
Melalui ajang IFCA, peserta tidak saja berkompetisi, namun berkesempatan untuk mendapatkan coaching dari para praktisi fesyen dan kriya dan juga praktisi bisnis, branding, penggiat ekonomi kreatif serta fasilitasi pembuatan prototype dan mitra perajin lokal.
Pada ajang IFCA tahun ini mengambil tema Neighbourhood Spirit, yang pada intinya mengajak desainer untuk lebih peduli dengan lingkungan komunitas pelaku industri kecil dan menengah (IKM) yang berada di sekitar.
"Selanjutnya dapat berkolaborasi dengan para pelaku IKM melalui desain yang inovatif, sehingga bisa meningkatkan nilai tambah IKM," ujarnya.
Menurut Antasari, produk industri kreatif di Tanah Air memiliki keunggulan dari sisi kualitas dan juga akan lebih dekat dengan konsumen.
Baca juga: Kementerian Perindustrian Serahkan Hadiah Nominasi IFCA 2017
"Selain itu banyak 'brand' asing yang kualitasnya bagus itu diproduksi di Indonesia. Jadi, dari sisi kualitas kita tidak kalah. Di sini, kami membantu agar mereka merapikan fondasi bisnisnya kemudian membangun tim agar tidak semua dikerjakan sendiri," katanya lagi.
Kementerian Perindustrian, ujar dia pula, tetap optimistis industri nasional terus tumbuh di tengah pemulihan ekonomi Indonesia pasca-pandemi, selain dihadapkan pada ancaman isu resesi pada tahun 2023.
Hal tersebut tercermin dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Februari mencapai 52,32, meningkat dari IKI bulan Januari 2022 sebesar 51,54.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) Reni Yanita dalam keterangan tertulisnya menyampaikan bahwa Peningkatan nilai IKI bulan Februari 2023 terjadi pada variabel Pesanan Baru yang meningkat dari 51,14 menjadi 52,81 dan variabel Produksi yang meningkat dari 50,35 menjadi 51,37.
"Pesanan Domestik merupakan faktor dominan yang mempengaruhi indeks variabel Pesanan Baru. Hal ini sejalan dengan prediksi yang menyatakan bahwa Indonesia tidak akan terlalu terpengaruh dengan resesi global karena faktor pasar domestik," ujar Reni.
Sebagai upaya mendorong peran Industri Kreatif, terutama subsektor kriya dan fesyen, Kemenperin melalui Ditjen IKMA telah mendirikan Bali Creative Industry Center (BCIC) pada 2015 yang berfungsi sebagai wadah bagi para pelaku industri kreatif kriya dan fesyen untuk mengembangkan usaha dalam konteks "meet-share-collaborate".
"Dengan demikian para pelaku bisa bertemu, berbagi pengalaman dan ide kreatif, sehingga pada akhirnya bisa berkolaborasi untuk menciptakan karya bersama," katanya pula.
BCIC menyelenggarakan dua kegiatan utama di tahun 2023, yaitu Inkubator Bisnis Kreatif dan Kompetisi Kriya & Fesyen lingkup nasional melalui kegiatan Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA).
Sedangkan Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan Ni Nyoman Ambareny menambahkan kegiatan Inkubator Bisnis Kreatif dilaksanakan melalui metode klasikal dan pendampingan yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan wirausaha muda kreatif di bidang fesyen dan kriya yang dapat naik kelas.
"Pada tahun ini, rangkaian program Coaching Inkubator Bisnis lanjutan program Inkubator Bisnis tahun 2022 telah dimulai dan akan dilaksanakan hingga bulan November. Melalui program tersebut, peserta akan mendapatkan pendampingan dengan target peningkatan omzet sebesar 100-300 persen," ujar Ambareny.
Ketua Tim Juri IFCA Adhi Nugraha menyampaikan sejumlah persyaratan bagi peserta, yakni WNI bisa individu atau kelompok maksimal 5 orang, usia 18-40 tahun, desainer harus menggandeng IKM atau bisa pula desainer yang sudah memiliki workshop sendiri.
Selanjutnya menggunakan material yang ada di Indonesia, karya orisinal belum pernah diikutsertakan pada kompetisi sejenis lainnya serta peserta hanya boleh mengirimkan satu karya tunggal atau koleksi (set) dan sejumlah persyaratan lainnya.