PT PLN (Persero) mengungkapkan rencana penambahan tiga pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) di Bali guna mencapai target pencapaian energi hijau hingga 2045 mendatang demi mendukung net zero emission pada 2060.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali I Wayan Udayana di Denpasar, Bali, Jumat mengatakan penambahan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) yakni pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Bali bagian Timur dan Barat yang masing-masing sebesar 25 MW, serta pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) Titab dengan daya 1,3 MW.
“Rencana pembangunan ini akan dilaksanakan oleh anak perusahaan kami yakni Indonesia Power yang nantinya akan menambah energy mix hingga 1,48 persen,” kata dia.
Terkait transisi energi, PLN khususnya di Bali memiliki peta jalan khusus rencana bauran energi 2023-2045 yang tertuang dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
Terkait transisi energi, PLN khususnya di Bali memiliki peta jalan khusus rencana bauran energi 2023-2045 yang tertuang dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
“PLN memiliki langkah strategis yang juga selaras dengan kebijakan Pemerintah Daerah Bali untuk mendorong peningkatan bauran energi energi baru terbarukan (EBT yang sesuai dengan RUPTL hingga 20,34 persen di tahun 2045,” kata dia dalam kegiatan workshop yang diselenggarakan Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral, di Hotel Intercontinental Sanur Resort, Denpasar.
Dalam kesempatan tersebut, Udayana juga memaparkan proyek strategis nasional Jawa Bali Connection (JBC) 500 kV yang akan meningkatkan keandalan pasokan listrik subsistem Bali.
Baca juga: PLN bantu revitalisasi pura di Bangli agar masyarakat nyaman beribadah
Baca juga: PLN bantu revitalisasi pura di Bangli agar masyarakat nyaman beribadah
“Interkoneksi sistem seperti ini telah dilaksanakan di Eropa dan Amerika dan akan diapdopsi untuk meningkatkan ketahanan supply energi listrik di Bali,” kata dia.
Udayana juga menjelaskan bahwa EBT di pulau Bali sebagian besar berasal dari PLTS yang memiliki kelemahan dalam konsistensi memasok listrik, apalagi pada saat mendung, sehingga JBC sangat diperlukan untuk memberikan kepastian dan kecukupan pasokan daya listrik.
Udayana menjelaskan bahwa di tahun 2022 lalu, PLN menunjukkan komitmen penggunaan energi bersih dengan memasang photovoltaic rooftop di 40 lokasi kantor-kantor PLN tersebar di seluruh Bali.
“Sesuai dengan Pergub Bali no 49 tahun 2019, PLN juga ikut berpartisipasi menjalankan kebijakan pemda Bali dengan menambah kapasitas pembangkit sebesar 932 kWp yang on grid dengan jaringan PLN, dan 606 kWp yang off grid,” katanya.
Udayana berharap pemerintah maupun komunitas dapat bersinergi untuk bersama-sama mewujudkan transisi energi di masa depan.
PLN siap menunjukkan komitmennya dalam memimpin transisi energi dan mengajak masyarakat Bali untuk terlibat demi mewujudkan target tersebut.
Baca juga: PLN catatkan pendapatan Rp455 triliun pada tahun 2022
Baca juga: PLN catatkan pendapatan Rp455 triliun pada tahun 2022