Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali terus mendorong akselerasi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di daerah setempat melalui strategi konsistensi, inovasi dan sinergi (KIS).
"Implementasi KIS selama tahun 2022 terbukti efektif untuk peningkatan penggunaan QRIS di Provinsi Bali. Jumlah pengguna QRIS di Bali telah mencapai 412.417 pengguna," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Senin.
Trisno menjelaskan strategi KIS yang dimaksud yakni Konsistensi dibutuhkan untuk mendorong penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJP) melakukan Inovasi produk digital pembayaran yang sesuai kebutuhan masyarakat yang cepat, mudah, murah, aman dan handal (CeMuMuAH).
Sementara itu, Sinergi yakni dengan pemerintah, penyedia jasa pembayaran (PJP) baik bank dan non-bank serta pemangku kepentingan lainnya merupakan kunci penting untuk mengakselerasi digitalisasi di Provinsi Bali, termasuk di bidang sistem pembayaran.
Ia menambahkan jumlah pengguna QRIS di Bali selama 2022 yang telah mencapai 412.417 pengguna itu meningkat sebesar 201 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 yang tercatat sebanyak 204.945 pengguna.
Tidak hanya itu, perluasan juga terus terjadi dari sisi jumlah merchant yang menerima pembayaran menggunakan QRIS.
Baca juga: BI Bali gaungkan cinta rupiah dan QRIS di Festival Imlek Bersama 2023
Jumlah merchant QRIS di Bali tercatat meningkat sebesar 52 persen (yoy) yaitu dari 395.838 merchant pada Desember 2021 menjadi 602.289 merchant pada bulan Desember 2022.
"Hal tersebut menjadikan Provinsi Bali menduduki peringkat 10 besar dengan jumlah pengguna dan merchant QRIS terbanyak secara nasional," ujar Trisno.
Peningkatan jumlah pengguna dan merchant QRIS tersebut diikuti dengan peningkatan jumlah transaksi pembayaran berbasis QRIS, sebesar 106 persen (yoy) yaitu dari 1,2 juta transaksi pada Desember 2021 menjadi 2,4 juta transaksi pada Desember 2022.
Sedangkan dari sisi nominal, terdapat peningkatan sebesar 172 persen (yoy) dari Rp110,6 miliar pada Desember 2022 menjadi Rp300,9 miliar pada Desember 2022.
"Ke depan, penggunaan kanal pembayaran berbasis QRIS diprakirakan akan terus meningkat pada tahun 2023. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui QRIS in One Island," katanya.
QRIS in One Island yakni mendorong penggunaan QRIS di seluruh Provinsi Bali di segala sektor mulai dari pasar, pusat perbelanjaan, pariwisata, rumah sakit, desa/banjar, dan lain-lain.
Baca juga: BI Bali: Digitalisasi dukung pengendalian inflasi di Buleleng
Sosialisasi terkait penggunaan QRIS, tidak hanya dilakukan kepada masyarakat Bali, namun juga wisatawan mancanegara.
Sejak dilakukannya penandatanganan Nota Kesepahaman (NK) Kerja Sama Konektivitas Pembayaran (Regional Payment Connectivity) di Kawasan ASEAN pada tanggal 14 November 2022 lalu, QRIS Antarnegara (QRIS Cross Border) telah diimplementasikan dengan Thailand.
"Selain itu, saat ini sedang dilakukan uji coba QRIS Antarnegara dengan Malaysia serta inisiasi dengan Singapura. Ke depan, implementasi QRIS Antarnegara akan diperluas dengan negara lain, termasuk dengan negara ASEAN lainnya," ucap Trisno.
Dengan meningkatnya preferensi masyarakat bertransaksi non tunai berbasis digital seperti QRIS, mobile banking,dan internet banking, Bank Indonesia senantiasa mengimbau masyarakat agar senantiasa berhati-hati dalam melakukan transaksi.
"Yang terpenting dapat menjaga kerahasiaan data pribadi seperti PIN, data diri, serta nomor OTP/Token yang terkoneksi dengan perangkat elektronik," ucap pria yang sebelumnya merupakan Kepala KPwBI DKI Jakarta itu.