Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari kedua berturut-turut dan mempertahankan kilaunya selama lima minggu beruntun karena Federal Reserve (Fed) diperkirakan akan memperlambat kenaikan suku bunganya.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 4,30 dolar AS atau 0,22 persen menjadi ditutup pada 1.928,20 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di 1.939,00 dolar AS dan terendah di 1.922,00 dolar AS.
Selain kenaikannya pada Jumat (20/1/2023), patokan kontrak berjangka emas AS juga naik 0,3 persen untuk minggu ini, menambah kenaikan 6,7 persen selama empat minggu sebelumnya dan kenaikan mingguan terpanjang sejak Agustus 2020.
"Emas menghadapi beberapa resistensi kuat menjelang level 1.950 dolar AS dan itu mungkin bertahan sampai kita mendapatkan keputusan FOMC pada awal bulan depan," kata Analis platform perdagangan daring OANDA, Ed Moya, mengacu pada keputusan suku bunga 1 Februari dari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
"Jika momentum bullish tetap ada, level 2.000 dolar AS akan tetap menjadi resistensi besar," kata Moya.
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret terdongkrak 6,5 sen atau 0,27 persen, menjadi ditutup pada 23,935 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 6,7 dolar AS atau 0,64 persen, menjadi menetap pada 1.047,80 dolar AS per ounce.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Harga emas perpanjang kenaikan di tengah ekspektasi bunga Fed melambat
Harga emas menguat di tengah ekspektasi perlambatan kenaikan suku bunga Fed
Sabtu, 21 Januari 2023 7:14 WIB