Denpasar (Antara Bali) - Pelibatan generasi muda dalam berbagai aktivitas sosial dapat memantapkan nilai-nilai kepahwanan di kalangan pemuda-pemudi Tanah Air, kata akademisi dari Universitas Mahendradatta Dr Abdul Samat.
"Selama ini lunturnya nilai-nilai kepahlawanan tidak terlepas dari pengaruh perubahan zaman, sehingga untuk memupuk kembali semangat kepahlawan mesti diimbangi dengan langkah konkret yang dekat dengan kepemudaan," katanya saat menjadi pembicara dalam Dialog Publik bertajuk "Mencetak Anak Bangsa yang Berkarakter Jiwa Kepahlawanan" di Denpasar, Rabu.
Menurut Wakil Rektor III Universitas Mahendradatta itu, misalnya dengan aktivitas sosial seperti kunjungan ke panti asuhan, kegiatan gotong royong, dan bersih-bersih lingkungan merupakan upaya untuk membangun empati generasi muda terhadap lingkungannya.
"Tentunya memaknai nilai kepahlawan di era kekinian tidak sama dengan zaman saat penjajahan yang harus mengangkat senjata," ucapnya pada acara dialog yang diselenggarakan dan disiarkan langsung oleh RRI Denpasar itu.
Ia menambahkan, aktivitas sosial sekaligus sebagai pencerminan dari nilai-nilai Pancasila. "Pancasila sebagai pilar kehidupan bangsa, nilai-nilai luhurnya harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Sementara itu, Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik RRI Ida Bagus Alit Wiratmaja memandang bahwa yang bisa disebut pahlawan saat ini adalah mereka-mereka yang dapat profesional di bidangnya.
"Dengan profesional di bidang masing-masing, maka bangsa kita akan mampu bersaing di era global. Cara agar bisa profesional ditempuh dengan memajukan pendidikan dan memerangi kemiskinan," ucapnya.
Ia pun meminta media massa supaya bisa profesional menjalankan tugasnya dalam memberikan informasi kepada masyarakat, jangan sampai kebebasan dimaknai bebas sebebas-bebasnya. "Media harus bertanggung jawab, sisi komersial dan idealisme hendaknya dijalankan berbarengan," ujarnya. (LHS/T007)