Denpasar (ANTARA) -
Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Polisi Gatot Eddy Pramono kepada wartawan di Denpasar, Bali, Jumat, mengatakan penggunaan teknologi pengenalan wajah untuk memantau pergerakan orang yang dicurigai atau orang yang masuk daftar pencarian orang (DPO) agar polisi bisa segera mengambil tindakan.
Face recognition merupakan teknologi yang bekerja secara bertahap mengidentifikasi seseorang dengan analisis akurat dan detail menggunakan teknologi pencitraan 2D atau 3D. Melalui kamera, alat ini berfungsi mengambil beberapa data berupa bentuk wajah, mata, hidung, dan lain sebagainya untuk dikonversikan ke dalam data atau informasi digital dan nantinya bakal disesuaikan dengan data wajah lainnya yang ada dalam database.
"Command Center ini juga menggunakan face recognition sehingga jika ada satu DPO yang kita curigai di titik-titik yang sudah kita antisipasi, kita bisa mengambil langkah-langkah apa yang kita lakukan sesuai cara bertindak yang disiapkan," kata Wakapolri saat meninjau Command Center Polda Bali.
Baca juga: Polri tetap siagakan personel amankan wilayah luar Bali jelang KTT G20
Wakapolri mengatakan selama tiga hari, Polri melaksanakan latihan-latihan simulasi dan pemantapan Pra-Operasi Puri Agung 2022 di lokasi strategis yang dilalui para delegasi, termasuk juga di Badung sebagai persiapan menghadapi potensi kerawanan gangguan.
"Tadi kami langsung melihat simulasi melalui Command Center dan dari sana kami bisa mengontrol semuanya. Melalui Command Center tersebut, kami bisa melihat ploting anggota, sarana dan prasarana yang ada," kata Eddy Pramono yang didampingi Komandan Korps Brimob Polri Komjen Polisi Anang Revandoko, Asops Polri Irjen Polisi Agung Setya Imam Effendi, dan Kadiv Humas Polri Irjen Polisi Dedi Prasetyo.
Ia menambahkan Polri akan terus melakukan evaluasi terhadap latihan-latihan yang sedang berjalan dan akan memperbaiki kekurangan yang masih ada. Latihan tersebut masih terus dilakukan hingga Sabtu (5/11) sambil membenahi kekurangan sehingga pada hari puncak semuanya dapat berjalan dengan maksimal.
Eddy Pramono menuturkan Polri juga melakukan latihan tactical floor game dan tactical digital game layaknya metaverse. Hal ini dilakukan agar rencana pengamanan yang telah disiapkan dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan, mulai dari persiapan menjelang, saat hari puncak dan pascakegiatan.
"Itu yang kita lakukan melalui pelatihan-pelatihan ini," katanya.
Selain itu, Polri telah menyiapkan rekayasa lalu lintas saat puncak KTT G20 pada 15-16 November.
"Itu (rekayasa lalu lintas) sudah disiapkan oleh Opspam bersama jajaran lalu lintas. Bahkan juga ada surat edaran yang akan kita sosialisasikan secara terus menerus agar masyarakat bisa memahami ketika rombongan itu lewat di sana ada alternatif-alternatif jalan yang telah disediakan, pengalihan-pengalihan sehingga tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas," katanya.
Baca juga: Kadiv Humas Polri periksa kesiapan kendaraan listrik pengamanan KTT G20
Sejalan dengan itu, Direktorat Lalu Lintas Polda Bali dan Dinas Perhubungan Provinsi Bali juga telah menginformasikan penerapan pembatasan mobilitas sosial dengan skema ganjil genap mulai 11 hingga 17 November 2022.
Ruas jalan yang akan diberlakukan ganjil genap, di antaranya adalah Simpang Pesanggaran-Simpang Sanur, Simpang Kuta-Simpang Pesanggaran, Simpang Kuta-Tugu Ngurah Rai, Tugu Ngurah Rai-Nusa Dua, hingga Kampus Udayana.
Selain itu, Korlantas Polri juga telah menyiapkan kamera tilang elektronik tambahan di ruas Jalan Iman Bonjol, Denpasar - Sunset Road, Kuta dan akses menuju Tol Bali Mandara.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Polri gunakan teknologi "face recognition" dalam pengamanan KTT G20