Kuta (Antara Bali) - Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya mencatat, jumlah titik api (hotspot)di Indonesia pada tahun ini meningkat 27 persen dibandingkan tahun sebelumnya akibat musim kemarau yang berkepanjangan.
"Titik api terbanyak ada di Riau dan Jambi, tahun ini meningkat karena sebenarnya hotspot tergantung musim juga. Pohon-pohon semakin mudah terbakar sendiri," katanya di sela-sela pertemuan ke-14 tingkat menteri se-ASEAN terkait polusi asap lintas negara di Kuta, Bali, Rabu.
Ia menyampaikan bahwa peningkatan hotspot disumbang pula oleh kandungan batubara di Kalimantan sehingga tanah dan tumbuhan menjadi cepat panas. Tahun ini jumlah titik api yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia mencapai sekitar 20 ribu. "Jumlah itulah yang meningkat 27 persen dibandingkan tahun lalu," ujarnya.
Menurut Balthasar, sebenarnya jumlah titik api yang tinggi tidak saja terjadi di wilayah Indonesia karena hal yang sama terjadi di negara lainnya di Asia Tenggara seperti di Kamboja dan Thailand.
"Tetapi selama ini ketika ada kabut asap, justru hanya Indonesia yang disoroti, padahal negara lain juga turut menyumbang," ucapnya.
Sementara itu, Deputi Kementerian Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Arief Yuwono memandang diperlukan upaya komprehensif untuk menyelesaikan permasalahan titik api dan kabut asap.(IGT)