Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali memberikan edukasi mengenai Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) atau money changer berizin kepada tokoh-tokoh masyarakat di kawasan wisata dan para pemangku kepentingan terkait.
"Salah satu faktor yang mendukung citra pariwisata Bali adalah keberadaan money changer," kata Kepala Divisi Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah dan Manajemen Intern KPwBI Bali Agus Sistyo Widjajati saat memberikan sosialisasi di Denpasar, Rabu.
Kegiatan edukasi KUPVA BB atau money chager berizin itu mengundang para kepala desa/lurah dan bandesa adat (pimpinan desa adat) di kawasan wisata seperti Ubud, Kuta dan Sanur, perwakilan Satpol PP, unsur kepolisian, perwakilan asosiasi pariwisata di Provinsi Bali dan sebagainya.
Kegiatan tersebut sekaligus merupakan bentuk upaya Bank Indonesia untuk mendukung pemulihan ekonomi Bali, khususnya di sektor pariwisata yang mulai bangkit, dengan ditandai semakin banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara, di samping wisatawan domestik.
Baca juga: BI Bali prediksi penurunan transaksi "money changer"
Untuk mengetahui mana saja KUPVA BB berizin terdekat, wisatawan bisa mengetahui dengan mudah melalui website www.authorizedmoneychanger.id.
Tempat penukaran uang berizin dapat dikenali dari adanya papan nama dengan tulisan 'Authorized Money Changer' dan nama money changer tersebut.
Selain itu, terdapat juga logo dan sertifikat yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Pada logo terdapat QR code yang berisi identitas money changer berizin.
Hingga saat ini tercatat total sebaran kantor pusat dan kantor cabang KUPVA BB berizin di Provinsi Bali sebanyak 532.
Pihaknya berharap dengan edukasi yang telah diberikan, sehingga semakin banyak masyarakat dan wisatawan yang mengenal money changer berizin di daerah terdekat dan cara mengenalinya juga mudah.
"Sehingga ketika ada yang tidak berizin, maka Satpol PP, desa adat, dan pihak lainnya yang terkait bisa mengingatkan," ucap Agus.
Ia menyadari tidak bisa berjalan sendiri dan memerlukan dukungan berbagai pihak untuk melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi terkait KUPVA BB atau money changer berizin.
"Harapannya setelah menjadi tahu di daerah masing-masing KUPVA berizinnya dimana, sehingga pada akhirnya tidak ada wisatawan yang datang kepada KUPVA tidak berizin supaya wisatawan merasa aman dan nyaman selama berada di Bali," ucapnya.
Dengan melakukan penukaran uang di money changer berizin, maka dapat terhindar dari risiko penipuan dan kejahatan. Selain itu, terhindar dari potensi mendapatkan uang palsu atau rusak dan hak sebagai konsumen yang dilindungi oleh hukum.
Sebelum pandemi COVID-19, Bank Indonesia bersinergi dengan kepolisian, Satpol PP, desa adat dan pihak terkait juga rutin melakukan sidak money changer di berbagai daerah.
"Namun, kami sekarang memanfaatkan teknologi untuk menginformasikan dan mengedukasi. Sekarang sidak bukan hal yang utama, tetapi kami beralih pada pencegahan, sosialisasi, edukasi, lewat sosial media dan sebagainya," ujar Agus.
Dalam kesempatan itu juga dirangkaikan dengan sosialisasi mengenai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), sekaligus diisi dengan demonstrasi melakukan transaksi menggunakan QRIS.