Palu (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Atal S Depari menyatakan bahwa masyarakat saat ini lebih suka mencari informasi di media sosial dibanding melalui media mainstream, meskipun lebih banyak informasi yang beredar di medsos adalah hoaks. Kenyataan itu berdasarkan hasil survei dan penelitian yang dilakukan oleh berbagai pihak termasuk oleh kalangan pengelola media mainstream.
"Oleh sebab itu wartawan mesti meningkatkan kompetensi agar dapat menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas sebagai suatu informasi yang valid. Saya yakin masyarakat akan beralih dan memprioritaskan mencari informasi di media mainstream sebagai sumber memperoleh informasi yang valid dan akurat daripada di medsos (media sosial)," katanya dalam acara pembukaan konferensi ke-13 PWI Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) di Kota Palu, Rabu.
Baca juga: Gegap gempita Pengeras Suara Adzan dan "framing" ala medsos
Selain itu, lanjutnya, karya jurnalistik berperan penting dalam melawan informasi hoaks yang berkembang cukup pesat di media. Hanya karya jurnalistik yang saat ini dapat mengatasi informasi-informasi hoaks yang tersebar tanpa kendali di medsos.
"Maka dari itu harus kita lawan dengan meningkatkan kualitas wartawan sehingga wartawan itui sendiri mampu menghasilkan tulisan jurnalistik yang baik, benar dan faktual tapi tetap berpedoman dengan kode etik jurnalistik," ujarnya.
Selain itu Atal mengingatkan bahwa hubungan baik antara PWI dengan pemerintah pusat maupun daerah yang sudah terjalin sejak lama mesti terus dijaga agar tetap harmonis.
Namun hubungan baik yang terjaga jangan sampai membuat wartawan yang tergabung dalam PWI tidak independen, tidak netral atau tidak objektif dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. "Berita yang disajikan oleh wartawan bertujuan sebagai kontrol sosial," katanya.