Singaraja (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster berharap pada kontraktor yang mengerjakan "shortcut" atau jalan tembus baru untuk titik 7A, 7B, 7C, dan 8 yang menghubungkan Singaraja-Mengwitani agar menggunakan sumber daya lokal secara optimal.
"Agar memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal, baik tenaga kerja, material dan peralatan untuk mendukung hidupnya perekonomian rakyat setempat," kata Koster saat peletakan batu pertama pembangunan shortcut tersebut di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Kamis.
Menurut dia, dengan demikian masyarakat langsung merasakan pembangunan jalan tembus baru menuju kawasan Bali bagian utara tersebut, di samping terwujud keseimbangan alam dan isinya, serta pembangunan berjalan dengan lancar serta sukses.
"Kita patut bersyukur pembangunan ini dapat dilaksanakan berkat komitmen penuh Bapak Menteri PUPR beserta jajaran dalam mengalokasikan anggaran untuk pembiayaan pembangunan fisik sesuai rencana, meskipun pagu anggaran Kementerian PUPR mengalami refocussing cukup besar," ucapnya.
Baca juga: Pemprov Bali: Proyek jalan tembus Singaraja-Mengwitani tetap berjalan
Oleh karena itu, Koster mewakili Pemerintah Provinsi Bali dan masyarakat Bali dalam kesempatan itu juga mengucapkan terima kasih kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berserta jajarannya.
Pembangunan shortcut titik 7A, 7B, 7C dan 8 akan mengurangi tikungan dari 25 tikungan menjadi 9 tikungan. Selain itu, tikungan menjadi lebih halus, tanjakan menjadi lebih landai, sehingga pengguna jalan akan menjadi lebih cepat, nyaman, dan aman.
Pembangunan titik 7A, 7B, 7C, dan 8 dilaksanakan tahun 2021 dengan target penyelesaian pada 2022, dengan total anggaran sebesar Rp145,6 miliar.
Pemprov Bali dalam hal ini mengerjakan detail engineering design (DED) serta melakukan pembebasan lahan untuk titik 7A, 7B, 7C, 7D dan 7E serta dan titik 8 dengan luas 11,97 hektare dan biaya pembebasan mencapai Rp83,73 miliar lebih yang saat ini telah tuntas dilakukan.
"Kepada kontraktor pelaksana Sinarbali - Citra KSO, yang beruntung mendapatkan pekerjaan ini melalui proses tender sesuai aturan, saya meminta agar melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, penuh rasa tanggung jawab. Sesuai dengan spesifikasi teknis, dan selesai tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu," ujar Koster.
Sebagai wujud penghormatan kepada pendiri cikal bakal Kerajaan Buleleng tahun 1660, dengan raja pertama I Gusti Anglurah Panji Sakti atau Ki Barak Panji Sakti, akan dibangun taman berisi Patung Ki Barak Panji Sakti di wilayah shortcut titik 5-6.
Baca juga: Bali terima 70 konsentrator oksigen dari bantuan GoTo
Untuk pembangunan fisik titik 7D, 7E, 9, dan 10 akan mulai dilaksanakan pada tahun 2022 (rencana proses tender akhir tahun 2021), dan target penyelesaian tahun 2023. Kemudian akan dilanjutkan lagi pembangunan titik 11 dan 12 pada tahun 2023 sampai tahun 2024.