Denpasar (ANTARA) - Manggala Utama (Ketua Umum) Pasikian Paiketan Krama Istri (Pakis) Desa Adat Majelis Desa Adat Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengajak masyarakat untuk menanamkan budi pekerti kepada anak-anak melalui pengenalan budaya daerah setempat.
"Kegiatan ini dilatarbelakangi kekhawatiran terhadap perkembangan dewasa ini, di mana anak-anak begitu mudah mengakses hiburan melalui media digital. Padahal, hiburan yang mereka nikmati sebagian besar tak mencerminkan budaya Bali," kata Putri Koster di Denpasar, Sabtu.
Saat menyampaikan sambutan dalam webinar bertajuk "Mikukuhang Budi Pakerti Anak Alit antuk Ngwerdiang Budaya Bali" itu, ia melihat seringkali suguhan hiburan tersebut membuat anak-anak terlena sehingga mereka mudah meniru budaya asing.
"Lambat laun anak-anak dikhawatirkan akan lupa terhadap budaya Bali. Menyikapi kondisi ini, penting usaha menanamkan budi pakerti pada anak sejak usia dini mulai dari lingkungan keluarga," ucapnya pada webinar yang dilaksanakan dengan pola hibrid tersebut.
Baca juga: Teater tari "Pralaya" padukan Bali-India
Istri Gubernur Bali itu mengatakan peran keluarga harus didukung oleh lingkungan masyarakat dan diperkuat oleh pemerintah melalui regulasi.
Dia pun menyarankan para orang tua memanfaatkan media pembelajaran seperti satua (cerita) Bali dalam membentuk budi pekerti anak-anak mereka.
"Penanaman budi pakerti pada anak sangat penting karena bermanfaat untuk menumbuhkan rasa saling menghormati, saling asah, asih dan asuh," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Bali, lanjut dia, telah mengeluarkan sejumlah regulasi terkait penguatan budaya seperti aturan penggunaan busana adat Bali dan aksara/bahasa Bali.
Ia berharap, seluruh elemen masyarakat Bali memahami dan melaksanakan regulasi tersebut sehingga keberadaan budaya Bali dapat dilestarikan.
Baca juga: SDN 5 Sibetan wakili Karangasem ikuti lomba cerita rakyat secara virtual tingkat provinsi
Regulasi lainnya adalah Perda Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Desa Adat di Bali. Perda ini dimaksudkan untuk penguatan lembaga desa adat di Bali yang mempunyai peran sangat penting dalam penguatan adat dan budaya.
Webinar itu juga menghadirkan dua narasumber yaitu Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Unud Prof Dr Drs I Nyoman Suarka M Hum dan Penyuluh Bahasa Bali Wayan Yogik Aditya SS MPd H.
Prof Suarkan dalam makalahnya menekankan pentingnya penggunaan lagu anak-anak berbahasa Bali dalam penanaman budi pekerti sejak dini pada anak. Menurutnya, lagu anak-anak berbahasa Bali mengandung pesan moral yang sangat mendalam.
Sedangkan Wayan Yogik dalam paparannya menyarankan penggunaan satua (cerita) Bali dalam menyampaikan pesan moral pada anak-anak.
Ia mengingatkan para orang tua agar mengontrol putra-putri mereka dalam mengakses media sosial dan hiburan yang bermunculan belakangan ini.