Denpasar (ANTARA) - Bagi Kepala Ombudsman RI Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhattab, kebersamaannya dengan kalangan pers sejak merintis ombudsman di Pulau Dewata pada sembilan tahun lalu (2012), memiliki kesan tersendiri yang akan selalu dikenang.
"Terima kasih sudah membantu kami untuk mengabarkan apa yang dilakukan Ombudsman kepada masyarakat," ucapnya saat buka puasa bersama dengan jurnalis di Kantor Ombudsman Bali di Denpasar, Kamis petang.
Menurut alumnus UGM Yogyakarta itu, dukungan pers kepada Ombudsman itu sangat strategis, karena dukungan itu mendorong pelayanan publik mengalami perbaikan.
"Apa yang saya lakukan selama ini sebagian besar berkat bantuan teman-teman media, sehingga Ombudsman banyak dikenal masyarakat," tutur alumnus HMI Cabang Bulaksumur Yogyakarta.
Baca juga: Ombudsman Bali janji tetap kritis meski terima hibah aset
Umar yang juga Koordinator Presidium Majelis Wilayah KAHMI Bali periode 2020-2025 itu mengaku dirinya juga sangat dibantu LKBN ANTARA Biro Bali dalam mengenalkan Ombudsman kepada masyarakat, apalagi Ombudsman-ANTARA Bali juga ada nota kerja sama pada 2013.
"Saya sendiri merasakan jasa ANTARA, karena saya mengawali saat Ombudsman masih banyak pro-kontra dan kami banyak dibantu ANTARA untuk mengenalkan Ombudsman kepada masyarakat," ungkap Umar.
Apalagi, LKBN ANTARA juga sangat menjaga akurasi pemberitaannya hingga dipercaya masyarakat dan akhirnya masyarakat pun bisa menerima Ombudsman, bahkan kalangan pemerintahan pun "menerima" Ombudsman.
"Ada juga kritik bahwa masyarakat di banjar dan pelosok desa belum mengenal Ombudsman, karena itu kami aktif melakukan sosialisasi, meski kami belum mampu menjangkau seluruh krama Bali. Yang penting, perbaikan pelayanan publik sudah dirasakan masyarakat, baik mereka yang mengenal Ombudsman atau tidak," ujarnya.
Baca juga: Kepala Ombudsman Bali luncurkan buku akhiri tugasnya
Dalam kesempatan itu, Umar meminta maaf belum bisa membantu banyak pada kalangan pers, seperti penyelenggaraan UKW yang dicita-citakannya.
"Selama ini, saya hanya bisa membantu teman-teman media dengan membuka diri selama 24 jam untuk dikonfirmasi, termasuk menjadi narasumber bagi teman-teman peserta UKW," ungkapnya.
Hal itu juga menjadi catatan khusus dari kalangan pers di Bali. "Pejabat negara yang low profile di Bali itu ya Pak Umar. Beliau bisa menjadi contoh hubungan pejabat dengan media yang bukan hanya formal, tapi juga non-formal," kata jurnalis senior di Bali, Arief Wibisono.