Denpasar (ANTARA) - Rombongan Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Bali untuk memperoleh masukan dan bahan guna mendukung dan mengangkat perekonomian melalui pariwisata bagi Indonesia, khususnya Bali.
"Masukan dan bahan-bahan tersebut akan disampaikan sebagai senjata diplomasi bilateral maupun multilateral saat kunjungan kerja ke luar negeri," kata Wakil Ketua BKSAP DPR Putu Supadma Rudana saat mengadakan kunjungan kerja ke Kantor Gubernur Bali, di Denpasar, Kamis.
Pihaknya berharap dengan hal tersebut dapat terjalin kerja sama di bidang pariwisata yang berdampak positif bagi Bali.
Seperti halnya dalam waktu dekat ini BKSAP akan melaksanakan kunjungan ke Maroko, yang memiliki keunggulan geografis dekat dengan Eropa, Portugal, dan sebagainya yang merupakan pusat wisatawan berkualitas.
"Satu program yang bisa terbangun dalam kunjungan tersebut nantinya terbentuk kerja sama 'sister province' dengan Maroko. Seperti diketahui, salah satu kotanya Maracas memiliki tingkat kunjungan 12,3 juta wisatawan mancanegara per tahun," ucap Supadma Rudana.
Dia menambahkan, Kota Maracas yang Lokasinya bersebelahan dengan Eropa bagian selatan itu diharapkan bisa menjadi kantong wisatawan baru bagi Indonesia dan Bali. "Tentunya wisatawan yang berkualitas," ujar politisi asal Bali itu.
Di sisi lain, Wakil Ketua BKSAP lainnya Mardani Ali Sera yang turut dalam rombongan mengatakan Indonesia saat ini harus sudah mulai mengubah paradigma.
Masyarakat Indonesia yang majemuk dengan keunikan dan ciri khas masing-masing daerahnya harus mulai ditonjolkan, guna menarik minat kunjungan wisatawan yang merata ke tiap daerah.
Mardani pun menyinggung pengajuan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pemerintah Provinsi Bali yang saat ini sudah masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) bersama 12 pengajuan RUU daerah lainnya yang mengikuti jejak Bali, dan saat ini sedang menunggu tahap pembahasan.
Sementara itu Gubernur Bali Wayan Koster mengapresiasi kunjungan kerja BKSAP ke Bali, sebagai bentuk dukungan terhadap kondisi Bali yang terpuruk di tengah pandemi COVID-19.
"Sebelumnya kami ucapkan terima kasih, kehadiran BKSAP ke Bali. Saya yakin sudah barang tentu dalam rangka ikut memulihkan aktivitas wisatawan ke Bali sebagai salah satu destinasi wisata dunia. Bali mengalami kelumpuhan total hampir satu tahun lebih selama terjadinya pandemi COVID-19," katanya.
Koster pun menyampaikan pemulihan Bali sangat bergantung pada program vaksinasi massal. Oleh pemerintah pusat, Bali dijanjikan mendapat prioritas program vaksinasi hingga 70 persen dari keseluruhan masyarakat Bali.
"Inilah harapan tercepat Bali bisa segera pulih, semakin banyak yang divaksin tentu penyebaran semakin aman," ujar Koster.
Sampai saat ini Bali telah mendapat kiriman 800 ribu vial vaksin dan sudah langsung didistribusikan ke masyarakat. Terutama di tiga zona hijau, yakni Ubud di Gianyar, Nusa Dua di Badung, dan Sanur di Denpasar
Rencananya pariwisata untuk WNA di ketiga wilayah itu dibuka bulan Juli, namun tetap melihat perkembangan di lapangan. "Semoga bisa berjalan sesuai harapan, mohon bantuan BKSAP untuk ikut mengawal jatah vaksin untuk Bali," katanya.
Koster pun memaparkan kiat-kiat Pemprov Bali dalam memajukan sektor pariwisata Bali terutama berbasis energi baru dan terbarukan dan ramah lingkungan, yang telah diatur Perda dan Pergub.