Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mencatat ada tambahan 25.690 tenaga kesehatan yang mendapatkan vaksin COVID-19 sehingga program vaksinasi ini telah dilakukan terhadap 1.269.905 sumber daya manusia kesehatan (SDMK).
Data dari Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Selasa menyatakan, dari 1.269.905 tenaga kesehatan yang sudah mendapat dosis pertama vaksin COVID-19 telah ada 789.966 orang yang melakukan vaksinasi kedua atau bertambah 25.061 orang dibandingkan Senin (22/2).
Pemerintah menargetkan 1.468.764 tenaga kesehatan akan mendapatkan vaksin COVID-19, dengan total 181.554.465 penduduk Indonesia rencananya akan menjalani vaksinasi untuk mendapatkan herd immunity atau kekebalan kelompok.
Vaksinasi sendiri dibagi menjadi beberapa gelombang dengan tenaga kesehatan menjadi yang pertama divaksin dan disusul vaksinasi terhadap petugas layanan publik serta orang lanjut usia.
Baca juga: Presiden targetkan 29,55 juta dosis vaksin tiba di daerah pada Maret 2021
Gelombang kedua sudah dimulai dengan di beberapa tempat telah dilakukan vaksinasi massal, seperti terhadap pedagang Pasar Tanah Abang di Jakarta dan pegawai di kementerian/lembaga pemerintah.
Selain itu terdapat pula Vaksin Gotong Royong yang merupakan program vaksinasi inisiasi para pengusaha yang harus diberikan kepada karyawan mereka secara gratis.
Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) menegaskan bahwa vaksin dalam program tersebut gratis dan tidak boleh diperjualbelikan dan dibebankan kepada karyawan dengan sistem pemotongan upah.
Perusahaan swasta harus membiayai program vaksinasi tersebut dan diberikan secara gratis.
Baca juga: Menkeu jamin anggaran untuk vaksinasi tersedia
Menurut Koordinator PMO Komunikasi Publik KPC-PEN Arya Sinulingga, vaksin yang digunakan dalam Vaksin Gotong Royong berbeda dengan stok vaksin yang dialokasikan untuk program vaksinasi pemerintah.
"Yang pasti vaksinnya tidak boleh sama dengan yang digunakan dari pemerintah," kata Arya.