Denpasar (ANTARA) - PT Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar yang mewilayahi Bali-Nusa Tenggara mencatat realisasi produk Tabungan Emas di pegadaian setempat sepanjang 2020 mencapai Rp39,5 miliar atau melampaui dari yang ditargetkan sebesar Rp23,6 miliar.
"Situasi ekonomi di masa pandemi yang penuh dengan ketidakpastian membuat masyarakat lebih hati-hati dalam berinvestasi, sehingga banyak masyarakat yang memilih untuk investasi emas," kata Kabag Humas & Protokoler PT Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar Made Mariawan di Denpasar, Sabtu.
Di samping itu, ujar Mariawan, walaupun banyak goncangan di tengah pandemi, namun harga emas batangan di dunia terus naik sehingga masyarakat memilih untuk investasi emas.
"Investasi emas terbukti lebih stabil dibandingkan investasi lainnya yang lebih berisiko tinggi," ucapnya.
Mariawan juga mengungkapkan sejumlah keuntungan Tabungan Emas yakni dari sisi jaminan legalitas, Pegadaian sebagai BUMN sangat menjaga kredibelitasnya.
Selain itu bisa menabung dengan nominal kecil. Jika dulu emas sebagai logam mulia diperdagangkan per batang atau per kilogram, kini setiap investor bisa mencicil Tabungan Emas mereka.
"Tentunya, kepraktisan ini menjadikan emas sebagai instrumen yang cocok bagi para milenial investor muda, bahkan untuk kalangan pelajar dan mahasiswa yang ingin mulai berinvestasi sejak dini," ujarnya.
Kemudian Tabungan Emas juga mudah dicairkan tidak seperti jenis investasi lain. Tabungan Emas bisa dicairkan secara digital ataupun konvensional.
"Tak perlu menyimpan fisik ketika membuka tabungan emas, otomatis emas yang kita simpan sesuai dengan konversi dari uang yang disetorkan, akan disimpan oleh lembaga keuangan penyedia layanan tabungan emas dan masih banyak keuntungan lainnya," ucapnya.
Selain itu, Mariawan mengatakan bisnis gadai juga terus mengalami peningkatan di Bali. Berdasarkan data akhir tahun 2020, outstanding loan (OSL) mencapai Rp5,9 triliun, naik sebesar 19,58 persen dari OSL tahun 2019.
Kemudian dari Produk Gadai Cepat Aman, dari yang ditargetkan pada 2020 sebesar Rp3,4 triliun tercapai Rp4,4 triliun atau sebesar 129,45 persen.
"Pertumbuhan bisnis Pegadaian Kanwil VII Denpasar sangat signifikan. Bahkan sudah menembus 19,58 persen (Ytd) dan kalau dilihat secara Nasional, Kanwil Denpasar menempati urutan ketiga setelah Kanwil Makassar dan Surabaya," ujarnya.
Kenaikan kinerja PT Pegadaian Kanwil VII Denpasar ini, lanjut Mariawan, didukung produk-produk berbasis emas seperti halnya Kredit Cepat Aman (KCA), Kredit Angsuran Sistem Gadai (Krasida), MULIA dan Tabungan Emas.
"Tahun 2021 merupakan momentum kebangkitan bagi ekonomi Indonesia dari krisis akibat pandemi COVID-19. Untuk itu, kami sebagai salah satu BUMN hadir dan berperan serta dalam mengajak dan membantu masyarakat merencanakan dan membidik berbagai peluang usaha setelah pandemi COVID-19," kata Mariawan.