Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta para pimpinan perusahaan (CEO) untuk merancang kolaborasi antara usaha besar (bekerja sama) dengan petani untuk mengoptimalkan produksi dalam negeri sehingga bisa mengurangi impor komoditas pangan.
“Saya mengajak agar para CEO bisa merancang kolaborasi kerja sama antara yang besar dengan para petani, sehingga komoditi-komoditi yang tadi saya sampaikan itu bisa kita selesaikan,” ujar Presiden dalam Kompas100 CEO Forum secara daring di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Distan Bali harapkan penguatan Balai Penyuluhan Pertanian
Presiden menjabarkan sektor pangan domestik masih dibebani kebutuhan impor. Misalnya, untuk gula, kedelai, jagung, dan bawang putih. Untuk sejumlah komoditas tersebut, Indonesia masih harus impor dalam jumlah besar untuk menjamin ketersediaan stok di dalam negeri.
Padahal, kata Presiden, Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah. Namun kemampuan produksi di dalam negeri harus dibenahi baik dari sisi kualitas maupun kuantitas, agar Indonesia tidak perlu lagi impor.
“Bawang putih yang dulu tak impor karena di NTT, Wonosobo, Temanggung dulunya tanam bawang putih sekarang tidak, karena kalah bersaing, ini juga harus dibenahi,” ujarnya.
Presiden melihat pembenahan di sektor pertanian sangat penting. Sektor industri pertanian juga diprediksi menjadi salah satu sektor yang terus bertahan dan pulih dengan cepat di tengah tekanan pandemi COVID-19.
Baca juga: Presiden minta tahu tempe tak jadi persoalan lagi
1Beberapa sektor industri yang akan bertahan dari gempuran pandemi COVID-19, kata Presiden, adalah pertanian, farmasi, teknologi, dan jasa keuangan.
“Farmasi kita melihat juga, tapi mungkin hampir 80-85 persen kita masih impor. Kenapa tidak dilakukan di Indonesia. Teknologi saya kira ke depan kita memiliki kesempatan besar, dalam membangun industri hulu sampai hilir untuk mobil listrik, lewat lithium baterai yang nikelnya kita memiliki. Ini saya kira peluang seperti ini harus kita lihat, harus didorong agar segera bisa kita laksanakan dan beri kontribusi yang besar bagi negara,” kata Presiden.