Jakarta (ANTARA) -
PDI Perjuangan mengucapkan matur suksma atau terima kasih kepada masyarakat Provinsi Bali karena lima dari enam pilkada daerah itu dimenangkan oleh kader murni partai.
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2020 yang digelar di enam wilayah di Provinsi Bali makin mengukuhkan bahwa Pulau Dewata adalah basis PDI Perjuangan.
Hal itu, kata Hasto, menjadi bukti bagaimana Bali secara kultural dan historis menjadi basis utama partai.
Menurut dia, yang paling menarik adalah keberhasilan kader PDI Perjuangan merebut kemenangan di Pilkada Karangasem.
"Dalam perspektif spiritual, kemenangan di Karangasem sangat penting, kemenangan di Karangasem makin mendorong pentingnya membumikan falsafah Tri Hita Karana. Terlebih, dengan kemenangan di Tabanan, Karangasem, Denpasar, Badung, dan Bangli, matur suksma," kata Hasto.
Baca juga: PDI Perjuangan pecat tiga kadernya di Bali
Bung Karno dan Megawati Soekarnoputri, kata Hasto, memang memiliki daya hidup dengan masyarakat Bali. Ibu dari Bung Karno atau nenek dari Megawati ialah Ida Ayu Nyoman Rai yang merupakan bangsawan dari Buleleng.
"Namun, tidak berhenti pada aspek historis. Dari aspek filosofis, misalnya, kami banyak diajarkan tentang Tat Twam Asi, aku adalah engkau, engkau adalah aku," katanya.
Saat ini, Bali merupakan daerah destinasi dengan panorama indah dan penuh nuansa berkebudayaan, namun paling terdampak akibat pandemi COVID-19.
"Oleh karena itu, partai memerintahkan kepada calon kepala daerah yang menang agar segera bergotong royong menemukan solusi bersama. Gunakan pendekatan berdasarkan kearifan dan kebudayaan lokal," katanya.
Hasto berpendapat bahwa harus ada kolaborasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk menyelesaikan persoalan dampak pandemi tersebut.
"Kita harus bergotong royong membantu rakyat agar bersama-sama keluar dari pandemi COVID-19 ini," katanya lagi.
Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali I Wayan Koster menjelaskan bahwa lima pasang calon yang diusung partai menjadi pemenang itu adalah I Komang Gede Sanjaya-I Made Edi Wirawan (Tabanan), I Gede Dana-I Wayan Artha Dipa (Karangasem), Sang Nyoman Sedana Artha-I Wayan Diar (Bangli), I Gusti Ngurah Jayanegara-I Kadek Agus Arya Wibawa (Denpasar), dan I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa (Badung).
Kerja kader serta simpatisan partai, kata Koster, sangat militan dan masyarakat juga punya harapan besar kepada calon dari PDIP.
Soal Karangasem, PDIP mengakui bahwa kemenangannya istimewa sebab yang dilawan adalah pasangan petahana I Gede Dana-I Wayan Artha Dipa. Selain itu, juga 'dikeroyok' oleh 70 persen partai politik yang mendukung lawan.
Selain itu, secara finansial, pasangan dari PDI Perjuangan menghadapi lawan yang kemampuannya sangat besar.
"Akan tetapi, kekuatan kebersatuan dengan rakyat yang kami usung membuat kami yang justru jadi pemenang di Karangasem," ucap Koster.
Koster menyebutkan yang kalah cuma di Jembrana, pasangan calon yang diusung partainya hanya kurang beruntung saja pada saat-saat akhir menjelang pencoblosan.
Hal ini, lanjut dia, akan menjadi bahan evaluasi DPD PDI Perjuangan Bali. Kendati demikian, tak mengurangi bahwa "Bali tetap merah".
"Bali tetap merah, kami dominan, dahulu Karangasem dan Klungkung yang tak dipimpin PDI Perjuangan. Akan tetapi, sekarang keduanya dapat. Apalagi, semua kepala daerahnya adalah kader murni PDI Perjuangan," ujar Koster.
Koster mengatakan bahwa pihaknya bisa memastikan para calon kepala daerah pemenang itu adalah kader partai, baik itu yang di Bangli, Denpasar, Badung, Tabanan, maupun Karangasem.
"Saya harap semuanya harus siap bekerja keras, bersinergi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat melaksanakan kebijakan yang dikeluarkan. Bupati dan wali kota se-Bali harus menjalankan kebijakan, disiplin, dan tertib," kata Koster menekankan.