Klungkung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung, Bali, kini memiliki meresmikan Tempat Pelayanan Ruang Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) di RSUD Kabupaten Klungkung, yang telah diresmikan Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta bersama Ny. Ayu Suwirta pada Sabtu (14/11) lalu.
"Dengan Laboratorium ini masyarakat tidak perlu was-was lagi untuk menunggu lama hasil swab tes COVID-19. Jika biasanya menunggu tiga hari sampai satu minggu, kini enam jam setelah tes swab dilakukan hasil sudah keluar," ujar Bupati Suwirta dalam keterangan Humas Pemkab Klungkung yang diterima, Minggu.
Dalam kesempatan didampingi Dirut RSUD Klungkung, I Nyoman Kesuma, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung Dr. Made Adi Swapatni itu, Bupati Suwirta sangat menyambut baik Laboratorium PCR itu dengan mengucapkan rasa terima kasih kepada Gubernur Bali atas bantuan peralatan kesehatan untuk mempermudah pelayanan masyarakat melakukan tes swab itu.
"Dengan adanya Laboratorium ini, pasien tes swab bisa lebih cepat mendapatkan penanganan, sehingga swab massal untuk masyarakat sesuai arahan Pemerintah Pusat bisa segera dilakukan, khususnya di Kabupaten Klungkung yang sebelumnya sudah dilakukan oleh TNI/Polri," ujar Bupati Asal Nusa Ceningan itu.
Ia menambahkan kasus COVID-19 saat ini sudah delapan bulan berjalan, masyarakat diharapkan tidak terlalu khawatir saat harus menjalani swab. "Jangan khawatir hampir 99 persen jika orang positif itu pasti sembuh. Ini langkah pasti agar aman dari COVID-19. Semoga dengan adanya alat ini pelayanan untuk penanganan kasus COVID-19 bisa maksimal," katanya.
Baca juga: Pembangunan Laboratorium PCR Buleleng sudah 70 persen
Sementara itu, Direktur RSUD Klungkung, Dr. I Nyoman Kesuma mengatakan pelayanan Laboratorium PCR ini sudah mulai beroperasi sejak 14 November 2020 dengan kemampuan pengujian 94 sampel setiap harinya dan bisa 500 sampel jika dilakukan secara maksimal.
Pengadaan alat PCR swab tes ini dilakukan saat kasus positif terus membeludak di Bali pada Mei lalu dan baru bisa terealisasi saat ini. "Dengan adanya alat ini pengujian swab tes dari pemeriksaan masyarakat cepat diketahui hasilnya dibandingkan ketika harus membawa ke laboratorium rujukan yang hasilnya baru keluar paling cepat tiga hari," ujarnya.
Dr. I Nyoman Kesuma menambahkan rencananya, selain menguji sampel swab dari tes masyarakat di Klungkung, juga alat ini untuk tes swab masyarakat Bali, utamanya dari rumah sakit yang ada di wilayah Bali timur seperti Gianyar, Bangli dan Karangasem.
"Untuk pasien-pasien susface yang harus di-swab maupun pasien di RS Swasta bisa pakai laboratorium di RSUD Klungkung dengan kapasitas normal 90 sampel, tapi jika kebutuhan mendesak ada kasus meningkat bisa optimalisasi bisa 500 sampel," katanya.
Baca juga: Empat ruang isolasi Corona di RSUD Wangaya penuh
Sebelumnya (13/11), Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta mengapresiasi semangat anak muda Desa Akah, Kecamatan Klungkung, yang berhasil memproduksi hand sanitizer herbal dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal. Tergabung dalam sebuah kelompok, sembilan anak-anak muda ini mampu memproduksi sebanyak 10 liter cairan hand sanitizer dalam sehari. "Dengan melengkapi izin, kita berharap produksi wirausaha ini bisa dipasarkan lebih luas," ujar Wabup Kasta.
Sementara itu, Ketua Kelompok Wirausaha Bersama "Alami", Kadek Sukma Dewi menyebutkan hand sanitizer produksinya mengedepankan produk herbal. Ada lima komposisi utama yang dipakai, yakni daun sirih, sereh/serai, biji wijen, kemangi dan pandan wangi. "Biji wijen berperan sebagai pengawetnya, daun sirih, sereh dan kemangi sebagai antiseptik dan antioksidan, sedangkan dauh pandan untuk pewanginya," ujar Sukma Dewi.