Denpasar (Antara Bali) - Keberadaan Warung Mak Beng di Jalan Hang Tuah No.45 Pantai Sanur, Kota Denpasar, yang didirikan tahun 1941, hingga kini mampu bertahan menjadi pilihan turis asing, wisatawan domestik, maupun penggemar kuliner di Bali.
Hampir setiap hari, seperti Sabtu, warung sederhana tersebut diwarnai antrean pengunjung yang menunggu giliran untuk mendapatkan bangku kosong. "Setiap hari, apalagi saat jam makan siang hingga sore, ya seperti ini. Ketika bangku penuh, pengunjung yang datang belakangan ya terpaksa berdiri antre," kata seorang wanita pelayan warung tersebut.
Warung yang didirikan oleh Ni Ketut Tjuki yang kemudian dikenal dengan sebutan Mak Beng itu, menyajikan menu khas ikan laut goreng dan sup kepala ikan laut atau sup sayur, dengan harga standar Rp28 ribu per porsi.
Pengunjung dapat menambah sendiri dengan beberapa pilihan hidangan, seperti peyek goreng seharga Rp10 ribu per bungkus dan minuman es jeruk manis Rp8.000 per gelas.
Pengunjung disarankan datang lebih pagi agar tidak sampai harus berdiri antre di tengah teriknya sinar matahari Pantai Sanur. "Datang saja sebelum pukul 11.00 Wita. Saya biasanya datang sebelum jam makan siang, sehingga dapat bangku kosong," kata Ananto, eksekutif muda penggemar kuliner Warung Mak Beng.
Menurut Dodit, pengelola Warung Mak Beng generasi kini, paduan sambal khas yang diwarisi dari mertua Mak Beng, menjadi salah satu penikmat menu makanan yang dihidangkannya.
Rasa nikmat hingga makan bisa berkeringat itu juga didapat dari sajian soup kepala ikan yang diwarisi dari Mak Beng dan suaminya, I Putu Gede Wirya (Nyo Tik Gwan), ujarnya.(*/T007)