"Ketiganya menjadi terbaik dalam kegiatan Demoday yang berlangsung selama tiga hari pada 12-15 Oktober dengan menghadirkan 100 finalis FSI (Food Startup Indonesia) MMXX. Seluruh finalis mendapatkan pendampingan mulai dari 'direct mentoring, business coaching', dan pemasaran. Pendampingan dilakukan sejumlah 'expertise' yang dulunya juga merupakan pelaku usaha," kata Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo, dalam keterangan pers yang diterima di Denpasar, Jumat (16/10) malam.
Ia mengatakan dalam acara puncak Demoday FSI MMXX, dari 100 finalis tersebut, ada 25 finalis diplilih yang berhak melakukan presentasi dalam kegiatan "pitching" di depan panelis yang memiliki kompetensi di industri kuliner.
"Peserta terpilih ini terdiri dari 17 'food manufacture' dan delapan 'food service' yang berasal sembilan provinsi. Perwakilan terbanyak berasal dari Jawa Barat sebanyak delapan peserta, DKI Jakarta lima peserta, dan Jawa Timur lima peserta," katanya.
Penilaian terhadap bentuk usaha, dilihat berdasarkan kesiapan produk, keamanan, inovasi, kesiapan pasar, risiko investasi, kemitraan, dan strategi investasi.
Baca juga: Nasi goreng menu favorit di maskapai asing
Dia menilai kehadiran investor dalam Demoday berarti dukungan untuk pelaku usaha sektor kuliner. Selain suntikan dana dari investor, masing-masing peserta terbaik mendapat "green card" mengikuti program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) 2021.
Baca juga: Nasi goreng menu favorit di maskapai asing
Dia menilai kehadiran investor dalam Demoday berarti dukungan untuk pelaku usaha sektor kuliner. Selain suntikan dana dari investor, masing-masing peserta terbaik mendapat "green card" mengikuti program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) 2021.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengapresiasi penyelenggaraan Food Startup Indonesia (FSI) MMXX.
Kegiatan ini dinilai sebagai upaya meningkatkan kapasitas pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner, khususnya dalam mendapatkan akses pembiayaan guna pengembangan bisnis.
Kegiatan ini dinilai sebagai upaya meningkatkan kapasitas pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner, khususnya dalam mendapatkan akses pembiayaan guna pengembangan bisnis.
"Fasilitasi ini menjadi kesempatan besar bagi pelaku usaha ekonomi kreatif subsektor kuliner untuk mengembangkan bisnis hingga mendapat akses pembiayaan. Kami berharap finalis dan investor sama-sama dapat menjalin kerja sama agar pelaku usaha kita dapat terus tumbuh di tengah pandemi COVID-19," ucap dia.