Denpasar (ANTARA) - Tokoh muda Bali dari Garda Bernas (Gerakan Muda Bersatu Nasional) Bali I Nyoman Widana mempertanyakan spanduk atau baliho tendensius yang menyudutkan Menteri BUMN Erick Thohir terkait COVID-19 di Bali.
"Itu (spanduk/baliho) kampanye pembusukan terhadap Menteri Erick Thohir yang menuduh penipuan terkait vaksin COVID-19 atau kegagalan program pemulihan ekonomi, jangan mudah terhasut dengan agenda elit-elit politik nasional," kata Bli Widane itu dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Sabtu.
Ia menjelaskan saat ini ekonomi di Bali sedang anjlok karena bergantung dengan sektor pariwisata.
"Kita hanya bisa berdoa dan melakukan hal yang telah dianjurkan oleh WHO dan pemerintah. Bukan malah terus gaduh dengan isu-isu yang tidak benar. Saya coba tanya, siapa sih yang mau dengan situasi sulit ini," katanya.
Menurut dia, seluruh dunia juga mengalami hal yang serupa dan seharusnya didorong lebih produktif dalam menyampaikan ke masyarakat, bukan malah menyerukan hal yang tidak berguna.
Baca juga: Menteri BUMN Erick dorong Pelabuhan Teluk Benoa jadi pariwisata maritim
"Semua orang di Bali ingin ini cepat selesai, agar Bali kembali pada situasi lebih baik, berikanlah kesempatan pemerintah bekerja, bukan malah mengganggu," katanya.
Tokoh KNPI Bali ini menyatakan tuduhan bahwa Menteri Erick sedang menipu masyarakat Indonesia soal vaksin dan Erick Thohir gagal sebagai ketua PEN adalah berita bohong yang menghasut.
"Semua negara di dunia berlomba menemukan vaksin, justru lucu di negeri kita orang yang sedang mencari vaksin malah dituduh menipu. Jadi, siapa yang menipu," katanya.
Secara objektif, kurva paparan virus COVID-19 di Indonesia memang sedang meningkat. Dari banyak kajian internal pemerintah maupun independen, berkesimpulan bahwa klaster baru terjadi, karena adanya pelonggaran PSBB, serta ketidakpatuhan sebagian masyarakat pada protokol kesehatan.
"Peningkatan paparan COVID-19 di Indonesia juga sejalan dengan lonjakan drastis secara akumulasi dunia sejak 15 September lalu. Angka-angka itu tidak statis, melainkan dinamis. Artinya, lebih penting kita menyerukan kepada keluarga dan masyarakat luas untuk tertib protokol kesehatan, agar kurva penyebaran bisa melandai," katanya.
Kementerian BUMN melalui Biofarma sedang bekerja keras dalam membuat vaksin untuk rakyat Indonesia. Sepatutnya, narasi optimisme terus dibangun untuk meningkatkan fungsi imun tubuh, bukan terus menyebar ketakutan dan pesimisme di tengah masyarakat.
"Mari kita berpikir lebih jernih, dengan data ASEAN Policy Brief yang dirilis bulan April 2020 yang merangkum dari semua statemen ekonomi di negara anggota ASEAN. Pada 1 April, Menteri Sri Mulyani merilis bahwa ekonomi Indonesia akan mengalami pertumbuhan minus 0.4 persen sampai 2.3 persen, sedangkan Malaysia dan Singapura juga sama," katanya.
Baca juga: Menteri BUMN Erick ungkap alasan pemerintah tidak "lockdown"
Bank Negara Malaysia pada 3 April merilis pertumbuhan ekonominya terjadi kontraksi pertumbuhan minus 2 persen sampai 0.5 persen, sedangkan Negara Singapura pada 26 Maret merilis revisi pertumbuhan ekonominya pada minus 4 persen sampai 1 persen. Revisi dari prediksi ini terjadi akibat terpaan pandemi COVID-19.
"Meski begitu terlihat jelas optimisme pertumbuhan positif ekonomi Indonesia masih cukup kuat, karena itu kita tidak mau ada kelompok-kelompok yang justru membuat resah masyarakat di Bali. Untuk itu, kita siap medidik masyarakat dengan akal sehat," kata tokoh muda Bali asal Karangasem itu.