Jakarta (ANTARA) - Salah satu anggota dewan eksekutif Olimpiade Tokyo 2020 mengumumkan keputusan kelanjutan ajang tersebut akan segera dibuat berdasarkan pemantauan pada perkembangan wabah virus corona di Jepang hingga musim semi tahun depan, atau sekitar bulan Maret hingga Mei.
Komentar yang diutarakan Toshiaki Endo, salah satu dari enam wakil presiden di dewan dan mantan menteri olahraga, menjadi yang pertama kalinya disampaikan oleh seorang anggota eksekutif komite penyelenggara, menurut laporan Reuters, Jumat.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan pemerintah Jepang mengambil keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan menunda olimpiade di bulan Maret. Semestinya, Olimpiade Tokyo berlangsung pada bulan Juli tahun ini.
Baca juga: IOC dukung Queensland tunda pencalonan Olimpiade 2032
Sebelumnya, Kepala Inspektorat IOC untuk Tokyo John Coates, mengatakan bahwa jika pada bulan Oktober wabah virus corona belum hilang maka keputusan untuk menyederhanakan olimpiade harus dibuat.
Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan pada hari Kamis bahwa penyelenggara mencari cara untuk menyederhanakan pelaksanaan olimpiade.
Sehubungan dengan wacana tersebut, panitia penyelenggara juga telah memutuskan untuk tidak mengadakan acara hitung mundur olimpiade karena pandemi COVID-19.
Baca juga: WADA: tak ada kaitan TUE dengan memenangi medali Olimpiade
Penyelenggara berusaha untuk memotong biaya yang terkait dengan penundaan dan juga sadar akan risiko pandemi.
"Kami tidak dapat mengadakan acara kerumunan dalam skala besar sementara risiko infeksi masih berlanjut," tulis Reuters mengutip sumber panitia penyelenggara yang tidak disebutkan namanya.
Pada acara hitung mundur tahun lalu di Tokyo, panitia menampilkan bentuk medali pada upacara yang dihadiri oleh Presiden IOC Thomas Bach dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.