Denpasar (Antara Bali) - Masyarakat Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, mendeklarasikan program sapta pesona untuk mendukung sektor pariwisata di Bali.
"Kami turut bangga masyarakat Trunyan telah mendeklarasikan diri program sapta pesona," kata Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Bali, Sang Putu Subaya, di Denpasar, Kamis.
Sebagai wujud kebangaannya, Putu Subaya mengajak jajaran pengurus DPD HPI dan 90 anggota HPI dari berbagai divisi bahasa berkunjung ke desa yang terpisahkan oleh danau di kaki Gunung Batur itu, Rabu (15/2).
Kebanggaan terhadap masyarakat Trunyan juga ditunjukkan oleh Bupati Bangli, Made Gianyar. "Kami berharap masyarakat bersungguh-sungguh menjaga komitmen dan tulus agar citra negatif masyarakat Trunyan dapat terhapuskan," katanya.
Sebelumnya, wisatawan domestik dan mancanegara menghindari objek wisata tersebut lantaran sering kali menjadi sasaran tindak pemerasan dan penipuan. Apalagi untuk menuju ke Desa Trunyan, wisatawan harus menggunakan sampan.
"Kami harapkan wisatawan sudah tidak takut lagi berwisata ke Trunyan karena mereka sudah berkomitmen menjalankan program sapta pesona," kata Bupati Bangli.
Saat berkunjung ke Desa Trunyan, DPD HPI Bali memberikan bibit pohon cempaka, nangka, dan cemara gesang untuk ditanam di desa itu dan lingkungan sekitarnya. "Hal ini merupakan kepedulian kami dalam melestarikan alam dan lingkungan sekitarnya," kata Putu Subaya.
Trunyan merupakan perkampungan yang dihuni oleh masyarakat asli Pulau Bali (Bali Aga). Masyarakat desa itu menjalankan prosesi pemakaman yang cukup unik. Jenazah warga dimakamkan di atas batu besar yang memiliki tujuh cekungan.
Jenazah hanya dipagari anyaman bambu secukupnya. Walaupun tidak dibalsam, jenazah warga desa itu tidak sampai menyebarkan bau busuk.(M038)