Denpasar (ANTARA) - Sebanyak 5.595 mahasiswa Universitas Udayana, Bali, sejak 1 sampai dengan 7 April 2020 tercatat mengakses aplikasi pendataan COVID-19 yang sudah disediakan pihak universitas, sehingga posisi dan kondisi mereka terpantau dalam kaitan virus itu.
"Kami melakukan monitoring terhadap SDM Unud, terutama mahasiswa, menyangkut dua hal, yang pertama posisi geografis mereka dan kedua, kondisi mereka. Data Jumat lalu menunjukkan bahwa dari keseluruhan mahasiswa yang merespons, 80-95 persen mereka tinggal di Bali, sisanya 5 persen pulang kampung (luar Bali), lalu 90-97 persen menyatakan mereka sehat walafiat, sisanya kebanyakan menyatakan flu ringan," kata Ketua Satgas Pencegahan COVID-19 di Unud, Prof. Ida Bagus Wyasa Putra, di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan bahwa rata-rata 30 - 80 persen dari keseluruhan mahasiswa Unud merespons penggunaan aplikasi tersebut. Monitoring ini, katanya, bertujuan untuk mendefinisikan perlakuan kesehatan yang diperlukan terhadap mereka ketika mereka kembali ke Bali.
Baca juga: Satgas COVID-19 Unud dukung pasokan tenaga medis ke RSPTN-RSUP Sanglah
"Tidak ada batasan akses, malah kami mengharapkan akses sebanyak-banyaknya dari seluruh mahasiswa Unud. Kami baru mulai 25 Maret 2020. Tapi respons efektif mulai 1 April 2020," jelasnya.
Ia menambahkan 5 persen mahasiswa yang memilih untuk pulang kampung itu tetap dalam pengawasan dan seluruh informasi dari mahasiswa tersebut sudah tersimpan agar memudahkan untuk memantau.
"Kami sudah punya informasi tentang diri mereka dan mereka juga sudah mentaati regulasi pencegahan daerah setempat. Mereka juga dipantau secara langsung oleh para Wakil Dekan Kemahasiswaan. Aplikasi ini baru berlaku untuk mahasiswa saja," katanya.
Selain itu, dalam penggunaan aplikasi ini menerapkan spesifikasi yang sederhana, seperti menyertakan keberadaan sedang berada di Bali atau tidak, kemudian menyertakan kondisi terkini dalam keadaan sehat atau tidak, jika sakit harus disertakan sakit apa.
Baca juga: Unud berikan kuota gratis tiga bulan selama COVID-19
Ia menjelaskan hingga saat ini dari ribuan mahasiswa yang mengakses aplikasi pendataan COVID-19, diantaranya 97 persen dalam kondisi sehat dan 3 persen sedang flu.
Aplikasi ini dapat diakses hingga masa pandemi COVID-19 dinyatakan berakhir oleh pemerintah pusat. "Kita perlu data real time, dan pelaporannya saya minta setiap satu minggu sekali. Tetapi, tim satgas tetap memantau setiap hari," jelas Prof. Ida Bagus Wyasa Putra.
Ia menambahkan untuk Satgas yang bertugas terdiri dari para Wakil Dekan Kemahasiswaan yang akan memantau setiap hari dengan data real time setiap fakultas.
Adapun alur pendataan COVID-19 mulai dari melakukan tahap login udayana mobile atau responden buka dengan mengklik ikon aplikasi COVID-19 , kemudian responden jawab pertanyaan yang telah disediakan dengan menjawab Ya atau Tidak, dan nantinya melalui pimpinan akan melihat laporan pendataan COVID-19.
Pertanyaan yang dilampirkan pada aplikasi pendataan COVID-19 meliputi identitas responden, pemantauan faktor resiko dan pemantauan gejala COVID-19. Aplikasi ini dapat diunduh melalui Android dan Ios.