Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster meluncurkan program branding "We Love Bali Movement" sebagai salah satu upaya untuk membuktikan ketangguhan Bali dalam menyelenggarakan kepariwisataan, di tengah kondisi wabah COVID-19 yang terjadi di berbagai negara.
"Kami memastikan bahwa sampai saat ini penyebaran COVID-19 tidak terjadi di Bali. Dengan pengalaman dan daya dukung yang semakin baik, kami menjamin bahwa Bali tetap merupakan destinasi yang aman, nyaman, dan paling menarik untuk dikunjungi," kata Koster saat memimpin rapat koordinasi peluncuran program "We Love Bali" Movement di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, di Denpasar, Jumat.
Program branding "We Love Bali Movement" meliputi program Paket Pariwisata Super Deal, Rally Wisata We Love Bali, Festival Kuliner Khas Bali, Festival Musik berskala Internasional, Festival DJ berskala Internasional, International Surfing Competition, Lari Marathon Bali 10 K Internasional, dan Bali Culture World Celebration.
Baca juga: Pura Ulundanu Beratan-Bali bidik wisatawan nusantara sikapi COVID-19
Selain itu akan mengundang Familiarization Trip TOP Tour Operator/Wholesaler, mengundang "travel writer", Youtuber, Blogger, Influencer untuk kampanye "We Love Bali Movement", dan fasilitasi berbagai kegiatan berskala Internasional di Bali.
We Love Bali Movement, ujar Koster, sekaligus merupakan sebuah gerakan dari seluruh elemen masyarakat secara sekala-niskala (jasmani-rohani) sebagai wujud rasa cinta dan terima kasih atas anugerah alam, manusia, dan budaya Bali yang telah memberikan manfaat bagi umat manusia.
"Saya berinisiatif dengan berbagai pihak untuk menyelenggarakan pertemuan hari ini karena kita harus melakukan sesuatu yang konkret, konkret dan konkret supaya kita bisa pulih. Virus corona berjalan, tetapi kita tidak boleh berhenti. Kita harus terus bergerak untuk menangani masalah ini dengan baik," ucapnya.
Terkait penanganan COVID-19, kata Koster, Bali sudah memiliki tim yang solid sesuai standar WHO dan sudah ada yang menangani secara khusus.
"Untuk Bali yang kita cintai bersama, kami mengajak masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia agar datang dan berkunjung ke Bali untuk melihat keindahan alam Bali, menyaksikan seni budaya Bali, dan menikmati kuliner khas Bali. Dengan penuh sukacita dan rasa bangga, kami menunggu kedatangan yang terhormat para pecinta Bali di Pulau Dewata, The Island of Gods," ujar Koster.
Baca juga: Pemprov Bali tunda kedatangan kapal pesiar "Viking Sun"
Dalam meningkatkan daya saing pariwisata, lanjut dia, Bali saat ini sedang gencar membangun infrastruktur darat, laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi.
Beberapa infrastruktur yang sedang dan akan dibangun, seperti: jalan pintas (short cut) Singaraja – Denpasar, rencana pembangunan jalan Tol Gilimanuk - Denpasar, pengembangan Bali Maritime Tourism Hub di Benoa, pembangunan Pelabuhan Segitiga Sanur – Nusa Penida – Nusa Lembongan, dan pengembangan kapasitas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
"Pembangunan infrastruktur ini dilakukan untuk meningkatkan daya dukung, keamanan, dan kenyamanan Bali sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia. Inilah bukti bahwa Bali tidak pernah diam, melainkan terus bergerak maju," ucap Koster.
Baca juga: Pemerintah: Sehat, 11 WNI yang berinteraksi dengan WN Jepang di Bali
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan goncangan eksternal terhadap industri pariwisata Bali bukan pertama kalinya terjadi. "Bali terbukti berkali-kali mampu bangkit dari kondisi krisis dengan cepat," ucapnya.
Oleh karena itu, ujar Trisno, perlu sinergitas langkah dan aksi cepat dalam meminimalisasi dampak virus corona terhadap perekonomian sekaligus melindungi masyarakat Bali.
"Kami merekomendasikan strategi jangka pendek dalam menghadapi COVID-19 yakni mendorong percepatan implementasi kebijakan stimulus pariwisata Bali," ucapnya.
Kemudian pembentukan Tim Tanggap COVID-19, pembentukan Central For Diseases Control and Prevention/Crisis Center dan menyusun protokol kesehatan.
"Meminimalkan kontraksi pertumbuhan 2020 melalui akselerasi konsumsi pemerintah atau percepatan realisasi rencana pembangunan proyek-proyek Pemprov Bali," kata Trisno Nugroho.