Denpasar (ANTARA) - Siswa-siswi SMP dari berbagai daerah di Pulau Dewata beradu mengetik aksara Bali dengan menggunakan komputer dalam rangkaian Bulan Bahasa Bali 2020 di Taman Budaya, Denpasar, Sabtu.
"Lomba mengetik aksara Bali di komputer ini secara tidak langsung mengajak siswa SMP untuk mengenal aksara Bali. Kami harapkan, melalui penggunaan komputer ini bisa menumbuhkan inovasi dalam mengembangkan atau memanfaatkan aksara Bali menjadi sesuatu yang lebih kreatif," kata I Made Sudiana, salah satu juri lomba di sela-sela acara Wimbakara (lomba) tersebut,
Dengan lomba itu, pihaknya berharap para siswa dan generasi muda pada umumnya bisa terpancing lebih jauh mendalami bahasa, aksara, dan sastra Bali.
Dari pengamatan secara keseluruhan, menurut Sudiana, masih ada peserta yang belum memahami teknik mengetik di komputer, meskipun dalam komputer tersebut sebenarnya sudah ada penjelasan cara penggunaan.
Selain itu, peserta juga harus paham tentang uger-uger (tata cara) peletakan aksara dalam sebuah kalimat.
"Beberapa bagian perlu diedit. Peserta harus tahu juga tentang uger-uger penulisan aksara Bali. Harus dikuasai," ujar pria yang kesehariannya bekerja di Balai Bahasa Bali ini.
Program Bali Simbar yakni digitalisasi aksara Bali ke dalam komputer, lanjut dia, memang sudah dikenalkan sejak tahun 1996 oleh penemunya, I Made Suatjana. Program ini terus mengalami perkembangan. Seiring waktu, ada juga yang mengembangkan program serupa.
"Saya rasa perkembangan ini memberi ruang kepada anak-anak untuk kreatif. Karena font aksara Bali sekarang tidak hanya Bali Simbar, tetapi juga font-font yang lain yang dibuat oleh anak muda kreatif di Bali," ucap Sudiana.
Sudiana mengatakan seiring dengan huruf atau "font" yang berkembang, kegunaannya pun berkembang. Misalnya dari hal-hal tradisional bisa menjadi produk-produk kreatif.
"Seperti baju bertuliskan huruf Bali, pernak-pernik juga banyak, atau desain grafis yang menarik. Dengan demikian kebudayaan Bali dikembangkan lebih luas," ujarnya.