Batam (ANTARA) - Bupati Natuna Hamid Rizal menyatakan nelayan asing biasanya memasuki wilayah Perairan Natuna, Kepulauan Riau, saat Musim Utara, seperti kini.
"Marak kalau musim utara, karena nelayan kita banyak tidak melaut, ombak besar," kata Bupati Hamid Rizal di Natuna, Selasa.
Bagi nelayan Natuna yang hanya berperahu kecil, Musim Utara adalah momok, karena gelombangnya tinggi, sehingga mereka banyak yang urung melaut.
Baca juga: TNI usir kapal China dengan persuasif
Sebaliknya, bagi nelayan China yang menggunakan kapal-kapal besar, Musim Utara adalah waktu yang tepat memasuki Perairan Natuna. "Mereka kapal besar, di situ dia masuk," ungkap Bupati.
Nelayan Natuna sempat mengeluhkan kehadiran kapal asing. Bahkan ada nelayan yang mengaku kerap diganggu kapal coast guard asing. "Mereka mengusir nelayan kita agar kembali ke daratan," ujar dia.
Karena kapal nelayan Natuna berukuran kecil dan tidak didampingi pengawas, maka mereka tidak berani melawan. "Nelayan kita pasti tidak berani karena kapal kecil," kata Bupati.
Baca juga: TNI AU terbangkan empat F-16 untuk patroli di Natuna
Ia meminta agar aparat berwenang terus melakukan pengawasan di Laut Natuna, agar nelayan bisa tenang dan mendapatkan penghasilan yang lebih dan kesejahteraan pencari ikan dapat ditingkatkan.
Bupati juga berharap kapal asing tidak lagi memasuki perairan Natuna karena kehadirannya mengganggu nelayan.
"Kenapa, karena nelayan Natuna melaut menggunakan kapal yang tidak begitu besar, 3 sampai 4 ton. Kapal asing besar, di atas 30 GT," tutur dia.