London (ANTARA) - Harta karun seni Bali yang tersimpan selama puluhan tahun di Troppen Museum, Belanda, akhirnya dapat dinikmati khalayak luas dengan penerbitan buku Balinese Art Treasures of the 1940s “Rediscovery of a Collection” yang diluncurkan di Aula Nusantara KBRI Den Haag, Jumat (6/12)
Penerbitan buku yang terbilang langka tersebut merupakan hasil kerja sama antara KBRI Den Haag dengan tim dari Volkenkunde Museum, ujar Counsellor Fungsi Pensosbud KBRI Den Haag, Fery Iswandy dalam keterangan yang diterima Antara, Sabtu.
Peluncuran buku yang dihadiri puluhan tamu undangan dari berbagai kalangan terkemuka di Belanda antara lain akademisi, ilmuwan, pemerhati kebudayaan, sejarawan, jurnalis, dan friends of Indonesia dimeriahkan dengan penampilan gamelan, tari Barong dan Drupadi Bali dari grup Gamelan Mudra Svara yang dikemas secara modern oleh mahasiswa Indonesia dan Belanda.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja mengharapkan buku tersebut menjadi karya yang bisa berkontribusi dalam upaya pelestarian dan promosi kekayaan budaya Nusantara di dunia.
Selain itu, penerbitan buku ini merupakan langkah penting untuk menyebarkan informasi tentang benda-benda bersejarah tinggi kepada khalayak luas terutama kalangan internasional. “Bagi kami buku ini merupakan hadiah bagi dunia dan akan menjadi salah satu rujukan penting ke depan, khususnya bagi para pemerhati dan pecinta kebudayaan Bali,” ujarnya.
Menurut Dubes, dengan banyaknya undangan dari berbagai kalangan di Belanda yang hadir menunjukkan kehadiran buku seperti ini sudah lama dinantikan.
Buku Balinese Art Treasures of the 1940s menjelaskan tentang berbagai karya seni bernilai tinggi yang terdiri dari berbagai benda budaya khas Bali dekitar 130 buah, seperti ukiran kayu, lukisan, benda-benda yang terbuat dari perak, logam, dan tekstil.
Buku ini menghadirkan karya besar pelukis Bali, antara lain Ida Bagoes Made Nadera, I Goesti Ketoet Kobot, Anak Agoeng Gede Meregeg, Ida Bagus Made Poleng, Ida Bagoes Made Togog, I Wajan Tohjiwa, I Made Djata dan I Goesti Made Debelog serta ahli pahat Bali antara lain Ida Bagoes Njana, Anak Agoeng Gede Raka, dan I Tama.
Benda-benda seni tersebut merupakan karya seni yang dimiliki pemerintah Indonesia dan saat ini masih dititipkan kepada pihak Tropenmuseum di Belanda pada tahun 1955 oleh Dr Ide Agung Gde Agung, Mantan Perdana Menteri dan Duta Besar Indonesia untuk Perancis setelah diadakannya pameran yang cukup sukses pada tahun 1948.