Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengharapkan provinsi setempat dapat menjadi "Pulau Taman", seiring dengan akan dilaksanakannya "International Flower Competition" pada 2020.
"Dana untuk kompetisi ini tidak dari APBD. Menurut saya, ini peluang yang sangat baik untuk menjadikan Bali sebagai Pulau Taman, sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali," kata Wagub yang akrab dipanggil Cok Ace itu saat memberikan keterangan kepada awak media terkait International Flower Competition, di Denpasar, Selasa.
Cok Ace mengemukakan, kompetisi bunga internasional dan eksistensi lebah itu bermula dari lomba taman yang diinisiasi Nir Peretz dari Yayasan International Flower Competition pada 29 Juni 2019.
Kala itu, Cok Ace diundang pada saat pemberian hadiah dan mengaku kaget karena hadiahnya Rp1 miliar untuk pemenang yang berhasil membuat taman penuh bunga dengan 15 sarang lebah madu di dalamnya. Oleh karena terpanggil untuk menjadikan Bali sebagai Pulau Taman, Nir Peretz kemudian digandeng untuk membuat kegiatan dengan cakupan yang lebih besar.
"Waktu itu, saya melihat kriteria dan lingkup wilayah belum mencerminkan seluruh Bali, hanya Denpasar, Ubud dan sekitarnya. Kami tawarkan di seluruh Bali, tetapi mungkin hadiahnya diturunkan," ujar pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.
Menurut Cok Ace, keberhasilan dari kompetisi tersebut adalah kesadaran masyarakat menjaga keasrian lingkungan, bukan semata untuk memperoleh hadiah yang besar dan mendukung sektor pariwisata, namun juga untuk diri sendiri. Anggaran untuk kompetisi tersebut tidak bersumber dari APBD melainkan dari Yayasan International Flower Competition.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, I Made Teja mengatakan, ada dua kompetisi berbeda di tahun 2020, yakni, kategori nasional dengan peserta Sekolah Dasar (SD) dan kategori Provinsi Bali (perorangan) melibatkan masyarakat di seluruh Bali.
Kriteria yang harus dipenuhi meliputi jenis tanaman bunga yang ditanam, estetika taman dan area sekitar, eksistensi lebah, dan pemupukan. Seluruh informasi mengenai International Flower Competition 2020 dapat dilihat di website ataupun media sosial Yayasan International Flower Competition (IFC).
Inisiator International Flower Competition, Nir Peretz berharap ada lebih banyak partisipan yang mengikuti kompetisi di 2020. Sejumlah negara bahkan telah tertarik untuk melaksanakan acara serupa, di antaranya, Malaysia, Singapura, India, Inggris, dan Afrika Selatan. Paling tidak, upaya untuk memperbaiki lingkungan ini telah dimulai dari Bali.
"Tujuan dari kompetisi ini adalah untuk menciptakan keindahan bagi kehidupan masyarakat sambil memperbaiki lingkungan agar terlihat lebih indah dan terawat, serta menjaga kelestarian lebah madu," ujarnya.
Menurut Nir, peran lebah madu cukup besar dalam pemeliharaan dan reproduksi ekosistem lewat penyerbukan. Hal ini sekaligus menjaga dan melindungi keanekaragaman hayati. Namun, populasinya sekarang dalam keadaan mengkhawatirkan sehingga harus terus dilestarikan.
Melalui kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, pihaknya akan bersurat pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Bali agar menginformasikan hal ini kepada masyarakat dan pihak Sekolah Dasar yang ada di masing-masing kabupaten/kota.
Nantinya tiga terbaik dari setiap kabupaten/kota, baik kategori SD maupun perorangan, yang akan maju ke tingkat provinsi. Para juara di tingkat provinsi, berhak mendapat hadiah dengan total mencapai Rp1 miliar yang sudah disiapkan.
Taman yang dilombakan nanti harus ada di luar bangunan (tanpa penghalang) dan dapat dilihat oleh siapa saja yang melewatinya serta beberapa syarat lainnya. Untuk informasi lebih lanjut dapat dilihat pada web: www.yayasanifc.com atau menghubungi panitia Komang Ali (+6281 246 774 355).