Karanganyar (ANTARA) - Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 PB Djarum seri Solo Raya di Karanganyar, Selasa telah tuntas dan 28 pemain mendapatkan super tiket untuk menjalani audisi final di Kudus, Jawa Tengah, 20-22 November.
Banyaknya pebulu tangkis U-11 dan U-13 mendapatkan super tiket, kata Manager Tim PB Djarum Fung Permadi tidak lepas dari kemampuan yang dimiliki serta keinginan kuat untuk belajar termasuk melalui media sosial terutama untuk pertandingan internasional.
"Sekarang untuk menonton bulu tangkis tidak selalu ke lapangan. Lewat media sosial seperti youtube juga bisa. Itu sangat berpengaruh dengan karakter permainan. Bahkan banyak pemain sudah punya idola. Itu biasanya akan diikuti cara permainannya," kata Fung Permadi.
Baca juga: Ganda putra Indonesia pastikan ke semifinal
Baca juga: Pasangan Fajar/Rian jumpa Minions di perempat final Korea Open
Banyaknya media sosial tentang permainan bulu tangkis membuat kesenjangan antara pemain Jawa dan luar Jawa mulai menitis karena banyak pemain yang berlomba-lomba untuk masuk klub incarannya termasuk mengejar beasiswa dari PB Djarum.
"Sekarang banyak pemain asal Kalimantan yang bagus-bagus. Itu tidak lepas dari kemauan berlatih dan melihat pertandingan-pertandingan lewat media sosial. Itu juga terjadi bagi pemain luar Jawa lainnya," kata mantan pebulu tangkis nasional itu.
Seperti halnya audisi di GOR RM Said Karanganyar. Menurut Fung banyak pemain yang mengikuti cara bermain pemain idolanya. Hal tersebut membuat semangat peserta audisi berusaha menunjukkan kemampuan terbaiknya dihadapan tim pencari bakat PB Djarum.
Tim pencari bakat yang diturunkan di audisi wilayah Solo Raya ini adalah Denny Kantono, Fran Kurniawan, Sigit Budiarto, Liliyana Natsir, Ellen Angelina, Basri Yusuf, Komala Dewi, Bandar Sigit, Imam Tohari, Reni Ardhianingrum, serta Engga Setiawan.
Salah satu peserta audisi yang mendapatkan super tiket adalah Rasi Joase Niakhe Munajad. Pebulu tangkis muda asal Sleman Yogyakarta ini bahkan termotivasi pemain muda asal Korea Selatan yang baru saja menjadi juara tunggal putri French Open 2019, An Se Young.
Siswi kelas 7 MTs Negeri 10 Sleman itu mengaku belum melihat secara langsung pemain idolanya tersebut. Namun, berkat media sosial maupun siaran langsung televisi dirinya bisa memahami cara bermain pemain usia 17 tahun ini saat mengalahkan mantan pemain peringkat satu dunia asal Spanyol, Carolina Marin.
"Dia (An Se Young) luar biasa. Makanya saya ingin mengikuti jejak dia," kata pebulu tangkis kelahiran Sleman, Yogjakarta, 15 Februari 2007 usai menyelesaikan Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 PB Djarum seri Solo Raya.
Media sosial pengaruhi pola permainan
Selasa, 29 Oktober 2019 22:00 WIB