Denpasar (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Pemerintah Kota Denpasar, Bali terus melakukan sosialisasi pengetahuan gizi kepada masyarakat, guna menekan tingginya kasus malnutrisi menunjukkan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat mengenai gizi.
"Dari pengamatan masih banyak masyarakat mengonsumsi makanan yang tidak memiliki asupan gizi seimbang. Karena permasalahan gizi dan kesehatan dalam ranah kehidupan masyarakat cenderung begitu kompleks," kata Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak DP3AP2KB Pemkot Denpasar Tresna Yasa di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan tentang pentingnya pengetahuan gizi bagi masyarakat, sedangkan kasus gizi buruk perlu mendapat perhatian semua pihak.
Ia menambahkan setiap hari manusia membutuhkan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, serta serat sesuai angka kebutuhan gizi yang disarankan.
Namun, kata dia, kenyataannya masih banyak masyarakat yang mengonsumsi makanan tidak berdasarkan pada kebutuhan gizi. Kandungan gizi tidak diperhatikan, sehingga makanan yang masuk ke dalam tubuh hanya akan menjadi sampah dan tidak menyehatkan.
"Mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang tidak tepat hanya akan menjadi bom waktu bagi seseorang, yakni bisa menjadi penyakit di dalam tubuhnya," ucapnya.
Ia mengharapkan warga memahami asupan gizi yang diperlukan tubuh agar menjadi sehat.
Ia mengajak para ahli gizi berkompeten menjelaskan dengan baik manfaat gizi bagi tubuh dengan harapan masyarakat Kota Denpasar khususnya anak-anak, dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat.
Lurah Peguyangan Anak Agung Gede Agung Dharma Putra mengatakan sosialisasi gizi penting bagi masyarakat mengingat sekarang perkembangan dan pertumbuhan pesat kuliner di Kota Denpasar.
Dengan kondisi seperti itu, kata dia, tentunya menggoda selera pecinta kuliner.
Ia mengharapkan melalui sosialisasi itu warga semakin mengerti kuliner seperti apa yang harus dikonsumsi untuk kesehatan tubuh.
"Kita bisa lihat sekarang ini masyarakat lebih cenderung suka praktis, termasuk untuk kuliner. Hal ini sangat memengaruhi tingkat kesehatan masyarakat, terutama menimbulkan obesitas," ujarnya.
Seorang peserta sosialisasi, Anak Agung Chandra Dewi, mengaku pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang masalah gizi masih keliru, salah satunya masih memegang prinsip empat sehat lima sempurna.
Padahal, kata dia, sekarang sudah berubah menjadi prinsip pola makan seimbang guna menghindari obesitas.
"Kami sangat senang mendapatkan sosialisasi tentang pengetahuan gizi sehat, sehingga lebih mengerti untuk menerapkan pola makan yang seimbang," ujarnya.
Pemkot Denpasar sosialisasikan pengetahuan gizi tekan malnutrisi
Selasa, 8 Oktober 2019 17:12 WIB