Kuta (Antara Bali) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melihat adanya peluang usaha yang sangat besar di bidang perfilman.
Direktur Film Ditjen Nilai Budaya Seni dan Film Kemparekraf, Syamsul Lussa, dalam seminar Festival Film ASEAN (FFA) 2011 di Mercure Harvestland, Kuta, Kamis, mengatakan, perkembangan usaha perfilman sejak 2007 hingga 2011 terus mengalami peningkatan sehingga ke depan diyakini dapat terus menjadi peluang.
"Dengan film, berbagai peluang usaha itu dapat dijadikan acuan untuk menunjang ekonomi kreatif, seperti salah satunya usaha pembuatan film, jasa teknik, dan pengedaran film," katanya dalam festival terkait KTT ASEAN itu.
Selain itu, jenis usaha lain yang dapat digerakan oleh masyarakat, meliputi usaha pertunjukan melalui bioskop, penjualan dan penyewaan film, pengarsipan, dan ekspor-impor.
Ia menyebutkan bahwa pada 2007, terdapat 784 pembuatan film, 2008 (1.072), 2009 (1.237), 2010 (1.433), dan 2011 (1.609).
Tidak hanya itu, berbagai pengembangan ekonomi kreatif yang sesuai dengan Inpres No 6 Tahun 2009 lainnya seperti usaha periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, mode, film, video, dan fotografi, permainan interaktif, musik.(**)