Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bali melakukan penilaian kinerja kabupaten/kota dalam intervensi penurunan stunting terintegrasi 2019, sejalan dengan upaya menyukseskan program nasional mencegah "stunting" (kekerdilan) pada balita.
"Meskipun indikator pembangunan Bali di atas rata-rata nasional, namun masalah stunting ternyata masih ditemukan di beberapa tempat. Jumlahnya tidak banyak, namun juga memerlukan perhatian yang serius," kata Kepala Bappeda Litbang Provinsi Bali I Wayan Wiasthana Ika Putra, di Denpasar, Rabu.
Menurut Wiasthana, melalui program pemerintah pusat, Bappeda Litbang di masing-masing provinsi serta kabupaten/kota menjadi koordinator program pencegahan stunting.
Stunting merupakan kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan tinggi badan anak seusianya. Hal ini disebabkan kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.
"Kami bekerja sama dengan 'stakeholder' kesehatan juga, jadi ini merupakan program lintas sektor yang memerlukan dukungan penuh," ujarnya.
Sementara itu, pada 2018 Kabupaten Gianyar terpilih menjadi kabupaten prioritas penanganan masalah stunting, sedangkan tahun 2019 terpilih Kabupaten Buleleng.
"Pada kesempatan kali ini kami akan mengevaluasi sejauh mana program tersebut sudah berjalan di Kabupaten Gianyar, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam masalah pencegahan stunting. Sementara Kabupaten Buleleng juga berkesempatan memaparkan rencana aksi pencegahan stunting yang akan dilaksanakan 2019," ujarnya.
Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Gianyar Gede Widarma Suharta mengatakan masalah stunting masih ditemui di Gianyar, bahkan dengan angka yang cukup tinggi.
"Pada 2013 angka stunting di Gianyar mencapai 40,99 persen dengan jumlah 16.189 balita. Ini cukup ironis mengingat Gianyar sebagai daerah wisata, apalagi fokus stunting ada di Kecamatan Ubud, dan Desa Lebih. Akan tetapi, melalui berbagai program dan aksi angka tersebut bisa dikurangi menjadi 21 persen pada tahun 2018," ucapnya.
Sementara Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Buleleng memaparkan berbagai rencana aksi pencegahan stunting pada tahun 2019.
Dengan program-program yang dicetuskan Pemkab Buleleng, pihaknya ingin menuntaskan masalah stunting agar bisa tuntas sesuai dengan target Pemprov Bali menjadi Provinsi Sehat di tahun 2021.