Tabanan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bali meminta kehadiran Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) PT Charoen Pokphand di Desa Bengkel Sari, Kabupaten Tabanan, dapat mendorong peningkatan produksi ayam di Bali.
"Meningkatnya kebutuhan daging ayam untuk konsumsi masyarakat dari tahun ke tahun telah membuka peluang bagi pelaku usaha skala kecil ataupun rumah tangga. Akibatnya banyak pelaku usaha yang melakukan pemotongan ayam di tempat-tempat yang tidak layak seperti berlokasi di daerah padat pemukiman dan kondisinya secara umum tidak memenuhi persyaratan higienis," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali I Wayan Mardiana dalam acara peresmian RPHU tersebut di Tabanan, Selasa.
Menurut dia, kondisi tersebut dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Untuk itu hadirnya, RPHU di Tabanan juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan daging ayam yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH)
Mardiana menambahkan, sejalan dengan visi pembangunan "Nangun Sat Kerthi Loka Bali", pangan merupakan salah satu program prioritas Pemprov Bali sehingga merupakan program pembangunan yang dipolakan dan diintegrasikan mulai dari hulu sampai hilir.
Didukung dengan terbitnya Pergub Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian , Perikanan dan Industri Lokal Bali yang didalamnya termasuk produk peternakan, maka toko swalayan, hotel, restoran dan katering wajib mengutamakan pemanfaatan produk peternakan lokal Bali paling sedikit 30 persen dari kebutuhan.
"Kebutuhan daging ayam di Bali mencapai 10,82 kilogram per kapita per tahun pada 2018 dan diperkirakan akan terus naik. Untuk itu harus dibarengi dengan pertumbuhan peternakan ayam dan instrumen pendukungnya seperti RPHU yang representatif. RPUH ini saya harapkan dapat mendorong peningkatan produksi ternak ayam di Bali," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Dr drh I Ketut Diarmita menyampaikan keberadaan RPHU dengan persyaratan teknis yang memadai menjadi hal penting dalam penyediaan pangan asal hewan yang ASUH sehingga pangan asal hewan yang dikonsumsi oleh masyarakat terjamin keamanannya .
Dengan adanya fasilitas pendingin (cold storage) diharapkan dapat mencegah membanjirnya daging ayam di pasar yang dapat menyebabkan jatuhnya harga ayam.
Baca juga: Bali bisa perluas ekspor bibit ayam
Selain itu, ia berharap daging ayam tidak hanya dijual sebagai ayam segar melainkan ayam beku, ayam olahan ataupun inovasi produk lainnya.
RPHU milik Charoen Pokphand Indonesia (CPI) di Bali ini dioperasikan dengan kapasitas produksi sebesar 2.000 ekor ayam per jamnya dengan fasilitas pendingin hingga 45 ton untuk ayam segar, 50 ton untuk ayam beku dan 50 ton untuk Food Process Product.
Kehadiran RPHU ini diharapkan dapat menunjang tuntutan kebutuhan daging ayam ASUH di Bali sebagai daerah tujuan pariwisata dunia.
Baca juga: Badung-BI kembangkan komoditas ayam pedaging