Denpasar (ANTARA) - Mahasiswa ISI Denpasar, program studi (prodi) Desain Interior menunjukkan karya seni berupa desainnya dalam bentuk metafora Bunga Jempiring yang merupakan maskot dari Kota Denpasar, dan diletakkan sebagai public facility di lapangan Puputan Badung.
"Peresmian ini dilakukan dalam rangka Pra Event Temu Karya Desain Interior Indonesia (TKMDII) yaitu temu karya mahasiswa desain interior Indoneisa, yang akan dilaksanakan di Solo pada bulan September 2019. Nah kami dari ISI Denpasar juga mengirimkan kontingen yang akan bergabung dengan STD dengan membuat karya fasilitas publik yang bisa bermanfaat bagi masyarakat," kata Kepala Jurusan/Program Studi Desain Interior, ISI Denpasar, I Kadek Dwi Noorwatha, di Denpasar, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa karya yang ingin ditonjolkan adalah bentuk metafora dari bunga Jempiring yang merupakan Ide dari mahasiswa Desain Interior. Karya ini juga secara sikbolis menggambarkan bunga Jempiring untuk selanjutnya diubah melalui arsitektur tradisional dari bambu yang bisa dinikmati oleh publik.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pembinaan secara berkala dengan menerapkan dan mengembangkan identitas lokal dalam desain modern tanpa meninggalkan struktur Bali.
Baca juga: Wagub harapkan ide penguatan visi Bali
"Jadi itu kekuatan kami, cara kami dalam mengungkapkan sebuah karya dari para mahasiswa dan selaras dengan visi misi prodi kami yaitu berbasis Budaya, Berwawasan, Universal," terangnya.
Selain itu, dari kegiatan launching dan peletakan karya public facility berupa metafora dari Maskot Kota Denpasar ini, diusung oleh salah satu Mahasiswa Desain Interior, ISI Denpasar, yaitu I Gede Suka Jaya Berata.
"Dari karya ini mengambil konsep kesejukan dan ketentraman hati yang disimboliskan melalui maskot Kota Denpasar, yaitu bunga jempiring putih yang melambangkan kesucian, kejernihan berfikir dan perbuatan yang jujur sebagai sibol kewibawaan dan taksu," sebut Ketua Panitia, sekaligus sebagai pencetus ide public facility, I Gede Suka Jaya Berata.
Ia juga menjelaskan bahwa melalui karya ini bertujuan untuk mengenalkan desain ke masyarakat, membuat kawasan menjadi nyaman dan menarik, karya bermanfaat bagi masyarakat dan bersifat sustainable.
Selain itu, metafora Bunga Jempiring ini dikerjakan selama kurang lebih satu bulan, oleh 20 orang mahasiswa desain Interior angkatan 2017 dan 2018. Untuk jumlah anggaran yang digunakan dalam pembuatan public facility ini sebesar Rp3.500.000.
Baca juga: ISI Denpasar utamakan kualitas calon mahasiswa baru
"kenapa memilih simbolis dari bunga Jempiring, ya karena ingin menyatukan konsep kesejukan dari makna Jempiring dengan lokasi nya di wilayah kota Denpasar ini. lalu untuk kelebihannya dilihat dari segi bahan yang alami, dan ramah lingkungan dan bentuknya yang juga fleksibel," ujarnya.