Jakarta (ANTARA) - Petenis asal Siprus Marcos Baghdatis, finalis Australia Open 2006, mengumumkan rencananya untuk pensiun setelah berlaga di Wimbledon dengan alasan usia dan kekuatan fisik yang menurun.
Mantan peringkat delapan dunia ini menyampaikan rencananya tersebut melalui akun media sosialnya di hari Senin, dengan menulis: "Saya ingin meluangkan waktu untuk menulis kepada Anda semua dan memberi tahu bahwa Wimbledon akan menjadi turnamen terakhir saya sebagai petenis profesional,".
Petenis berusia 34 tahun ini mengikuti turnamen ATP Tour terakhirnya di Dubai Duty Free Tennis Championships pada Februari lalu.
"Saya sangat berterima kasih kepada All England Club karena memberi saya 'wildcard' utama dan kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal pada olahraga yang sangat saya cintai dan telah menjadi bagian besar dalam hidup saya selama 30 tahun terakhir. Keputusan ini tidak mudah. Sulit bagi saya, terutama secara fisik, untuk terus berada di tempat yang saya sukai ini," kata Baghdatis.
Baghdatis tercatat pernah mencapai final Australia Open 2006 (kalah dari Federer) dan semifinal Wimbledon di tahun yang sama (kalah dari Nadal), berada di Top 100 selama 12 musim berturut-turut antara 2005 dan 2016.
Dia juga menorehkan catatan pertandingan tunggal putra dengan 348-273, yang mencakup empat gelar ATP Tour dari 14 final tingkat tur.
"Meskipun saya ingin terus bermain, batasan tubuh mencegah saya untuk bertahan dan bermain pada tingkat tinggi, terutama dua tahun terakhir sangat sulit bagi saya akibat cedera dan rasa sakit yang berulang. Selain itu, saya akan lebih bersemangat untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga di rumah," tulisnya.
Mantan nomor satu dunia junior di akhir tahun 2003 itu menikah dengan mantan pemain WTA Karolina Sprem pada Juli 2012 dan dikaruniai dua anak perempuan, Zahara dan India, serta anak ketiga yang akan segera lahir.
Meski mengumumkan berhenti dari laga di lapangan, Baghdatis juga menyampaikan akan tetap terlibat dalam dunia tenis meski dalam peran yang berbeda.
"Terima kasih, terutama kepada ibu dan ayah saya yang mendukung saya sejak usia tiga tahun untuk bermain tenis. Terima kasih karena selalu percaya padaku dan mendorongku untuk menjadi lebih baik. Tim, teman dekat, dan para penggemar di seluruh dunia. Kalian membuat saya merasa diterima di setiap kota dan negara yang pernah saya kunjungi," tulis Baghdatis.
Baca juga: Petenis Barty incar peringkat satu dunia di final Birmingham Open
Baca juga: Petenis Zverev melaju babak kedua di Hale