Bangli (Antara Bali) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli, Bali, mengeluhkan minimnya peralatan dalam mengantisipasi meluasnya wabah flu burung.
"Peralatan kami tidak optimal untuk mendeteksi wabah flu burung," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli, Dewa Made Siangan, dalam rapat dengar pendapat dengan anggota DPRD Bangli, Kamis.
Salah satu alat yang dianggapnya minim itu adalah pakaian dan perlengkapan tenaga medis yang menangani pasien flu burung. "Hal ini disebabkan tidak adanya anggaran untuk itu," katanya.
Saat ini, upaya tanggap darurat flu Burung sudah dilakukan kepada para keluarga dan orang yang sudah sempat bersentuhan dengan I Wayan Aldiawan (10) dan adiknya, Ni Nengah Rika Ani (5), bocah Banjar Antugan, Kecamatan Tembuku, yang meninggal di RSUP Sanglah beberapa waktu lalu.
"Untuk pencegahan masyarakat yang berdekatan dengan rumah korban sudah kami berikan obat tamiflu untuk pencegahan virus," katanya.
Selain itu juga, dilakukan penelitian di lapangan untuk mengidentifikasi adanya penyebaran virus Influenza-Like Illness (ILI) yang sangat mirip dengan flu burung."Mengenai tes yang dilakukan di rumah warga pemilik ayam juga hasilnya sementara negatif," ujarnya.
Sementara itu, Dirut RSUD Bangli, dr Wayan Sudiana, mengungkapkan bahwa pada awal diagnosis kedua korban meninggal yang sudah meninggal itu tidak ada gejala-gelaja flu burung.(**)