Jakarta (ANTARA) - Satelit telekomunikasi Nusantara Satu dari PT Pasifik Satelit Nusantara sudah mencapai orbitnya di atas Papua dan dapat digunakan untuk melayani akses internet di desa-desa di Indonesia.
"Satelit Nusantara Satu telah mengemban tugasnya dengan baik hingga saat ini dan siap beroperasi agar dapat memberikan akses internet yang merata kepada seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini sejalan dengan komitmen dan konsistensi PSN untuk terus mendorong penggunaan satelit agar mengurangi digital gap di seluruh wilayah di Indonesia,” kata Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso, dalam keterangan pers, dikutip Rabu.
Satelit Nusantara Satu diluncurkan ke angkasa dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada 22 Februari lalu.
Setelah melakukan in-orbit raising, Satelit Nusantara Satu mengorbit tepat di atas Papua garis 146 derajat Bujur Timur pada 7 Maret.
Sehari setelah orbit, tes di orbit atau In Orbit Test (IOT) untuk Payload atau Transponder dijalankan dari Cikarang, sementara Bus IOT dari Mission Control Center Palo Alto milik SSL.
Satelit saat ini dalam tahap tes di orbit tahap akhir dan menunjukkan kondisi normal.
Pengendalian satelit sejal meluncur hingga tiba di orbit dilakukan oleh MCC Palo Alto milik SSL, di bawah pengawasan tim PSN dari Satellite Control Facility di Jatiluhur.
Menurut rencana, setelah serangkaian tes pada satelit dan administrasi selesai, SSL menyerahkan satelit ke PSN pada 1 April lalu.
Satelit Nusantara Satu memiliki kapasitas 26 transponder C-band dan 12 transponder Extended C-band serta 8 spot beam Ku-band dengan total kapasitas bandwidth mencapai 15 Gbps.
Cakupan C-band dan Extended C-band satelit tersebut meliputi wilayah Asia Tenggara, sementara untuk Ku-Band meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 8 Spot Beam pada sistem HTS.
Dengan menggunakan platform SSL-1300 140, Satelit Nusantara Satu sanggup mengorbit dan beroperasi selama lebih dari 15 tahun.
Satelit Nusantara Satu diharapkan dapat mengatasi ketidakrataan internet di Indonesia. Saat ini PSN sudah menghubungkan 3.000 desa, mereka menargetkan 10.000 desa hingga akhir 2019 ini.
Dalam kurun waktu 2020-2021 mereka mengharapkan dapat menyambungkan 25.000 desa ke internet.