Jakarta (ANTARA) - Hoax melalui media sosial maupun menyebar langsung dari mulut ke mulut jika berlangsung terus-menerus dapat berdampak pada kehidupan sosial, salah satunya rasa tidak percaya pada orang atau kelompok lain, kata Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Anita Wahid.
"Kita sekarang rawan, akibat hoax, mudah terpecah-belah, rasa tidak percaya terhadap kelompok lain," kata Anita Wahid yang juga putri mantan Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) itu dalam peluncuran kanal anti-hoax BaBe Ungkap Fakta di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, keadaan yang ditemui saat ini merupakan akibat dari kumpulan hoax yang muncul sejak lama, bukan hanya dari satu hoax saja. Anita menjelaskan hoax menyasar emosi atau perasaan manusia.
Dia mencontohkan jika mendapatkan berita miring tentang seseorang dan terus-menerus mendapatkan informasi serupa, secara perlahan diri sendiri akan terlarut dalam informasi tersebut.
"Hoax yang terus menerus dijejalkan, membuat kita curiga, lalu tidak percaya pada seseorang," kata Anita.
Ketidakpercayaan tersebut membuat siapapun lupa atau tidak terpikir untuk mem-verifikasi langsung dengan bertanya ke orang yang bersangkutan. Akibatnya, akan muncul prasangka negatif ke orang tersebut hingga melontarkan ujaran kebencian.
"Maka itu, hoax dekat dengan ujaran kebencian," kata dia.
Menurut Anita, hoax yang menimbulkan kebencian umumnya berkaitan dengan identitas sebagai manusia.
Hoax lainnya yang berkaitannya dengan kesejahteraan manusia, misalnya kesehatan dan bencana, membuat orang merasa cemas sehingga dia rentan terpengaruh informasi tersebut dan ikut menyebarkannya. (ed)
Anita Wahid: hoaks bisa berujung ujaran kebencian
Jumat, 1 Maret 2019 9:06 WIB
Hoax yang terus menerus dijejalkan, membuat kita curiga, lalu tidak percaya pada seseorang. Akibatnya, akan muncul prasangka negatif ke orang tersebut hingga melontarkan ujaran kebencian. Maka itu, hoax dekat dengan ujaran kebencian